Pengertian
Model Pembelajaran
Secara
khusus, model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam pengertian lain, model juga
diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda yang sesungguhnya,
seperti globe adalah model dari bumi tempat
kita hidup.
Dalam
uraian selanjutnya, istilah “model” digunakan untuk menunjukkan pengertian yang
petama sebagai kerangka konseptual. Atas dasar pengertian tersebut, yang
disebut dengan “model pembelajaran” adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan serta melaksanakan
aktivitas pembelajaran (Udin :2001). Dengan demikian, aktivitas pembelajaran
merupakan kegiatan yang tertata secara sistematis.
Dalam
rangka pemanfaatan model yang telah ada, Bruce Joyce dan Marsha Weil (1986)
telah menyajikan bebagai model pembelajaran yang telah di kembangkan dan dites
keterpakaiannya oleh pakar kependidikan. Walaupun judul buku yang memuat
tentang model- model pembelajaran tersebut adalah models of teaching akan tetapi isinya bujkan semata mata menyangkut
kegiatan guru mengajar, tetapi justru menitikberatkan pada aktivitas belajar
siswa. Sebagaimana ditegaskan oleh Joyce dan Weil (1986) bahwa hakikat mengajar
atau teaching adalah membantu siswa
memperoleh ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk
mengekspresikan dirinya, hasil akhir atau hasil jangka panjang dari proses
pembelajaran adalah- the studen’s
increased capabilities to learn more easly and effectively in the future, yaitu
siswa meningkatkan kemampuanya untuk dapat belajar lebih mudah dan lebih
efektif di masa yang akan datang (Joyce dan Weil , 1986:1). Oleh karena itu,
proses bembelajaran tidak hanya memiliki makna deskritif dan keterkinian, akan
tetapi juga bermakna prospektif dan berorientasi masa depan.
Empat Ketegori Model Pembelajaran
Dari
hasil kajian terhadap berbagai model pembelajaran yang telah di kembangkan dan
dites oleh para pakar kependidikan, Joyce dan Weil (1986) mengelompokan
model-model pembelajaran ke dalam empat kategori, di antaranya:
1. Kelompok
Model Pengolahan Infomasi;
2. Kelompok
Model Personai;
3. Kelompok
Model Sosial; dan
4. Kelompok
Model Sistem Perilaku;
Berikut
penjelasan keempat model tesebut.
1.
Kelompok
Model Pengolahan Informasi (The
Information Processing Model)
Informasi
Model pembelajaran pengolahan ada dasarnya menitik beratkan pada cara- cara
memperkuat dorongan –dorongan internal (datang dari dalam diri) untuk memahami
dunia dengan cara menggali dan mengordinasikan data, merasakan adanya masalah
dan mengupayakan jalan pemecahannya. Beberapa model dalam kelompok ini
menberikan kepada para siswa sejumlah konsep, sebagian lagi menitikberatkan
pada pembentukan konsep dan pengetesan hipotesis, dan sebsgian lainnya
memusutkan psrhatian pada pengembangan kemampuan kreatif. Beberapa model
sengaja dirancang untuk memperkuat kemampuan intelektul umum.
Secara umum banyak dari
model pengolahan informasi ini yang dapat di terapkan kepada sasaran belajar
dari berbagai usia. Beberapa model yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah:
a. Pencapaian
Konsep;
b. Berpikir
Induktif’;
c.
Latihan Penelitian;
d.
Pemandu Awal;
e.
Memorisasi;
f.
Pengembangan Intelek; Dan
g.
Penelitian Ilmiah;
2.
Kelompok
Model Personal (Personal
Models)
Disadari bahwa hihup manusia pada akhirnya
terletak pada kesedaran individu. Manusia mengembangkan kepribadian yang unik
dan melihat dunia dari sudut pandangan unik pula yang merupakan hasil dari
pengalaman dan kedudukannya. Pengertin umum merupakan hasil kesepakatan
individu yang harus hidup, bekerja, dan membentuk lingkungan keluarga secara
bersama sama.
Model
personal beranjak dari pandangan kedirian atau selfhood dari individu. Proses pendidikan ditujukan untuk dapat
memahami diri sendiri dengan baik, memikul tanggung jawab untuk pendidikan, dan
yang lebih kreatif untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
Kelompok
model personal memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusaha
menggalakkan kemandirian yang prodiktif sehingga manusia menjadi semakin sadar
dan tangguang jawab atas tujuannya. Model- model pembelajaran dalam kelompom
ini, di antaranya:
a.
Pengajaran Tanpa Arahan;
b.
Sinektiks;
c.
Latihan Kesadaran; Dan
d.
Pertemuan Kelas;
3.
Kelompok
Model Sosial (Sosial
Models)
Harus
di akui bahwa kerjasama merupakan salah satu fenomena kehidupan masyarakat.
Dengan kerjasama, manusia dapat membangkitkan dan menghimpun tenaga atau energi
secara bersama yang kemudian disebut sinergi (Joyce dan Weil: 1986).
Kelompok
model sosial ini dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama. Model ini
telah banyak di teliti dalam rangka pengetesan keberlakuannya. David serta Robert
Johnson dan kawan kawan (1974,1981), begitu pula Robert Shavin (1983) telah
berkerjasama dengan para guru untuk menkaji manfaat dari penggunaan corperative rewards atau hadiah yanh
diberikan atas suatu kerjasama, dan strutur tugas kerjasama atau cooperative task structure dalam suatu
kegiatan kelompok. Hasilnya cukup meyakinkan, ternyata belajar bersama dapat
membantu berbagai proses belajar. Namun demikian, hal ini tidaklah berarti
model sosial dapat dipakai begitu saja. Hal yang harus dicatat ialah sinergi
dapat memberikan. Oleh karena itu, model sosial merupakan bagian penting dari
proses pembelajaran secara keseluruhan. Kelompok sosial ini di antaranya:
a.
Investigasi Kelompok;
b.
Bermain Peran;
c.
Latihan Laboratoris; dan
d.
Penelitian Ilmu Sosial;
4.
Kelompok
Model Sistem Perilaku (Behavioral
Systems Models)
Dasar
teoritik dari kelompok ini ialah teori- teori belajar sosial atau social learning theories. Model ini
dikenal pula sebagai modifikasi perilaku atau behavioral modification, tetapi prilaku atau behavioral therapy, dan sibernetika atau cybernetics. Dasar dasar pemikiran dari kelompok model ini adalah
sistem komunikasi yang mengoreksi sendiri atau self-correcting communication system yang memodifikasi perilaku
dalam hubungannya dengan bagaimana tugas di jalankan dengan sebaik baiknya.
Berdasarkan konsep bagaimana seseorang
memberikan respon terhadap tugas dan umpan balik (feedback), para ahli
psikologi, seperti Skiner (1953) yang telah mempelajari bagaimana
mengorganisasikan struktur tugas dan umpam balik agar dapat memberikan
kemudahan terhadap hilangnya rasa takut pada diri seseorang. Bagaimana belajar
menbaca dan menghitung, mengembangkan keterampilan atletik dan sosial,
menghilangkan rasa cemas dan cara santai, dan mempelajari keterampilan –keterampilan
intelektual, sosial, dan fisik yang perlu bagi seorang pilot atau astronot.
Oleh karena itu, model ini memusatkan perhatian pada perilaku yang terobsesi
atau over behaviour,dan metode serta
tugas yang di berikan dalam rangka mengomunisasikan keberhasilan. Babarapa
model yang termasuk kedalam kelompok ini, di antaranya:
a.
Belajar Tuntas;
b.
Pembelajaran;
c.
Belajar Kontrol Diri;
d.
Latihan Pengembangan Keterampilan Dan
Konsep; Dan
e.
Latihan Asensif.
Beberapa model
dari semua kelompok model tersebut akan dibahas pada pada uraian selanjutnya
untuk diterapkan dalam bidang kajian yang relevan.
0 komentar:
Post a Comment