1.
Tujuan
dan asumsi
Setiap
konsep memiliki elemen, di antaranya:
a. Nama;
b. Contoh
atau example
c. Ciri-ciri
(atribut) esensial dan tidak asensial;
d. Nilai
dan ciri-ciri tersebut (atribut).
Nama
ialah istilah yang dipakai untuk suatu kategori banda, fenomena, mahluk hidup
atau pengalaman. Misalnya sayur mayur, binatang, pemerintah, penduduk, dan
kerajaan. Conto example ialah gambaran atau bentuk nyata dari konsep itu. Bukan
contoh atau nonexemple ialah gambaran atau bentuk nyata yang tidak sesuai
dengan konsep itu. Terilustrasikan dalam contoh berikut.
Umat
islam yang terdiri dari nabi Muhammad sebagai pemimpin umat dan para shodiqin,
solihin, serta syuhada sebagai pengikutnya, merupakan contoh atau example dari
konsep umat islam. Adapun Abu Jahal yang inkar terhadap dakwah nabi Muhammad
bukan merupakan contoh atau nonexample dari kosep umat islam.
Atribut
esensial ialah ciri-ciri utama yang dmemberikan gambaran sosok utuh atau
konsep. Misalnya, atridut esensial dari konsep umat islam, ialah beriman kapada
Allah dan Rasulnya, menjadikan Al qur’an sebagai petunjuk hidup di dunia
sebagai bekal di akhirat, menegakan shalat, zakat, puasa dan naik haji bagi
yang mampu. Adapun atribut tidak esensial ialah ciri-ciri yang melengkapi
gambaran konsepnya. Apabila ciri itu tidak terdapat dalam suatu contoh positif
(objeknya) yang tidak mengurangi makna konsep itu. Mislnya, ciri orang islam
yang berjanggut, memakai baju koko, dan berpeci haji, namun karena ada orang
islam yang sehari harinya berjas berdasi, dan tanpa janggut maka ciri tersebut
termasuk atribut tidak esensial.
Terakhir
adalah nilai atribut. Nilai atribut ialah kualitas dari masing masing atribut.
Misalnya pada konsep umat islam, tingkat keimanan dan ketaqwaan seseorang
menjadi ukuran utama. Oleh karena itu, hal tersebut merupakan nilai atribut
dari umat ialam.
2.
Sintakmatik
model
pencapaian konsep memiliki tiga tahap kegiatan sebagai berikut.(Joyce dan Weil,
1986:34)
Tahap
Pertama: penyajian data dan identifikasi konsep
a.
pengajar menyajikan contoh yang
sudah diberikan label;
b.
siswa menbandingkan ciri-ciri dalam
contoh positif dan negatif;
c.
siswa membuat dan mengetes
hipotesis; dan
d.
siswa membuar definisi tentang
konsep ates dasar ciri-ciri esensial;
Tahap
Kedua: mengetes pencapain konsep
a. siswa
mengidentifikasikan tambahan contoh yangtidak diberilabel dengan menyatakan ya
atau tidak; dan
b. pengajar
menegaskan hipotesis, nama konsep, menyatakan kembali definisi konsep sesuai
dengan ciri-ciri yang esensial.
Tahap Ketiga: menganalisis
strategi berpikir:
a.
siswa mengunkap pemikirannya;
b.
siswa mendiskusikan hipotesis dan
ciri ciri konsep; dan
c.
siswa mendiskusikan tipe dan jumlah
hipotesis
3.
Sistem
Sosial
Model ini memiliki strutur yang moderat. Pengajar
melakukan pengendalian terhadap aktivitas, tetapi dapat dikembangkan menjadi
kegiatan diaolg bebas dalam tahap itu. Interaksi antar siswa digalakkan oleh
pegajar.dengan pengorganisasian, melalui kegiatan itu diharapkan siswa akan
lebih memperhatikan inisiatifnya untuk melakukan proses induktif bersamaan
dengan bertambahnya pengalaman dalam melibatkan diri dalam kegiatan
pembelajaran.
4.
Prinsip
Reaksi
Prinsip
–prinsip reaksi model pencapai konse ialah sebagai berikut.
a. Berikan
dukungan dengan menitik beratkan pada sifat hipotesisdari diskusi –diskusiyang
berlansung.
b. Berikan
bantuan kepada para siswa dalam mempertimbangkan hipotesis yang satu dari yang
lainnya.
c. Pusatkan
para perhatian siswa terhadap contoh- contoh yang spesifik
d. Berikan
bantuan kepada para siswa dalam mendiskusikan dan menilai strategi berpikir
yang mereka pakai.
5.
Sistem
Pendukung
Sarana pendukung yang diperlukan berupa bahan –bahan
dan data yang terpilih serta teroganisasikan dalam bentuk unit-unit yang berfungsi memnerikan
contoh –contoh. jaka para siswa sudah dapat berpikir semakin kompleks,mereka
akan dapat bertukar pikiran dan berkerjasama dalam membuat unit- unit data,
seperti yang dilakukan dalam tahap dua saat mencari contoh –contoh lainnya.
6.
Dampak
Instruksional Dan Pengiring
Gambaran tentang dampak instruksional dan pengiring
dari model ini dapat dilihat di bawah ini:
a. Dampak
Instruksional
Ø Hakikat
Konsep
Ø Srategi
Penbentukan Konsep
Ø Konsep
–Konsep Yang Spesifik
Ø Teroransi
Terhadap Ketidaktentuan Dengan Apresiasi Terhadap Logika.
b. Dampak
Pengiring
Ø Kesedaran
akan pilihan pandangan
Ø Kepekaan
terhadap penearan logika dalam komunikasi.
Untuk kepentingan praktis, model tersebut
dapat diadaptasikan dalam bentuk
kerangka operasional sebagai berikut.
Model pencapaian konsep
Kegiatan
pengajar
|
Langkah
pokok
|
Kegiatan
siswa
|
1. Sajian
contoh berlabel
2. Minta
dugaan
3. Minta
depinisi
|
Penyajian data
|
1. Bandingkan
contoh positif dan negatif
2. Ajukan
dugaan
3. Berikan
depinisi
|
1.
Minta contoh lain
2.
Minta nama konsep
3.
Minta contoh lainnya
|
Pengetesan ketercapaian konsep
|
1.
Cari contoh lain
2.
Beri nama konsep
3.
Cari contoh lainnya
|
1.
Tanya mengapa/bagaimana
2.
Bimbing diskusi
|
Analisis strategi berpikir
|
1.
Ungkapkan pikiran
2.
Diskusikan aneka pikiran
|
0 komentar:
Post a Comment