UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA MATA PELAJARAN PAI POKOK
BAHASAN KISAH PARA NABI DAN RASUL
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN 1
Sirnabaya
Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis)
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Study
Pendidikan
Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah
Institut
Agama Islam Darussalam ( IAID ) Ciamis
Oleh :
ELVA TRIANA
NPM: 13032858
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSALAM (IAID)
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSALAM (IAID)
CIAMIS- JAWA BARAT
1438/ 2017
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA MATA PELAJARAN PAI POKOK
BAHASAN KISAH PARA NABI DAN RASUL
(Penelitian
Tindakan Kelas di Kelas IV SDN 1 Sirnabaya
Kecamatan Rajadesa kabupaten Ciamis)
Oleh :
ELVA TRIANA
NPM: 13032858
ELVA TRIANA
NPM: 13032858
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Sumber media berupa orang saja sebagaimana kebanyakan terjadi
pada madrasah kurang efektif digunakan untuk masa sekarang. Dalam pola
interaksi ini, guru kelas memegang penuh kendali atas berlangsungnya pengajaran
sedangkan siswa cenderung pasif. Hal ini bertentangan dengan kurikulum saat ini
(baca: KTSP) yang menuntut siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar demi
tercapainya tujuan pendidikan baik itu tujuan mata pelajaran maupun tujuan
satuan pendidikan. Selain itu, sumber media berupa orang saja membuat suasana
kelas menjadi monoton dan tidak menarik bagi siswa. Hal ini kemudian berdampak
pada motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan, mutlak diperlukan
melaui terobosan-terobosan, mulai dari pengembangan kurikulum, inovasi
pembelajaran dan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan. Salah satu cara
meningkatkan prestasi pendidikan guru dituntut untuk membuat media pembelajaran
yang lebih inovatif untuk mendorong siswa belajar lebih optimal baik secara
mandiri ataupun di dalam kelas.
Dari hasil pengamatan di SDN 1 Sirnabaya kabupaten Ciamis
ditemukan bahwa pelaksanaan pembelajaran PAI masih kurang menggembirakan.
Indikatornya antara lain adanya kecenderungan semakin menurunnya tingkat
prestasi belajar siswa dan rendahnya partisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran PAI. Ini bisa dilihat dari hasil ulangan harian PAI siswa kelas IV
yang masih menunjukkan kurang menggembirakan. Berdasarkan hasil analisis yang
dilakukan penulis, sejumlah faktor yang diduga sebagai faktor penyebab
rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI antara lain adalah:
1.
Penggunaan media pembelajaran kurang maksimal sehingga
tidak dapat membantu pemahaman siswa sehingga siswa menjadi kurang aktif dan
kurang memahami materi.
2.
Guru terlalu banyak memberikan penjelasan sehingga
pembelajaran menjadi kurang efektif.
3.
Guru kurang
memberikan motivasi belajar kepada siswa sebelum pelajaran dimulai sehingga
kurang aktif dalam mengikuti pelajaran.
Dari hasil refleksi awal terhadap masalah di atas, penulis
berpendapat bahwa untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa terhadap
mata pelajaran PAI, diperlukan teknik pembelajaran yang sesuai. Adapun teknik
yang penulis pilih adalah Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai
media pembelajaran. teknik pembelajaran dengan Memanfaatkan Teknologi Informasi
dan Komunikasi merupakan penggunaan berbagai jenis media secara bersama dan
serempak melalui satu alat saja. Oleh karena itu penulis merumuskan hipotesis
tindakan “Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat meningkatkan
hasil belajar mata pelajaran PAI siswa kelas IV SDN 1 Sirnabaya”.
Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah salah
satu teknik pembelajaran yang dipandang dapat memberikan pengalaman belajar
yang secara langsung berkenaan dengan gambaran-gambaran nyata objek yang disiswai.
Sehingga dengan Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai
penunjang pembelajaran PAI diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
mempelajari materi PAI.
Alasan lain penggunaan Memanfaatkan Teknologi Informasi dan
Komunikasi adalah melihat sistem pendidikan dewasa ini telah mengalami kemajuan
yang sangat pesat. Berbagai cara telah dikenalkan serta digunakan dalam proses
belajar mengajar (PBM) dengan harapan pengajaran guru akan lebih berkesan dan
pembelajaran bagi murid akan lebih bermakna. Sejak beberapa tahun belakangan
ini Teknologi Informasi dan Komunikasi telah banyak digunakan dalam proses
belajar mengajar, dengan satu tujuan mutu pendidikan akan selangkah lebih maju
seiring dengan kemajuan teknologi.
Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi telah
menjanjikan potensi besar dalam merubah cara seseorang untuk belajar, untuk
memperoleh informasi, menyesuaikan informasi dan sebagainya. memanfaatkan Teknologi
Informasi dan Komunikasi juga menyediakan peluang bagi pendidik untuk
mengembangkan teknik pembelajaran sehingga menghasilkan hasil yang maksimal.
Demikian juga bagi siswa, dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan
Komunikasi diharapkan mereka akan lebih mudah untuk menentukan dengan apa dan
bagaimana siswa untuk dapat menyerap informasi secara cepat dan efisien. Sumber
informasi tidak lagi terfokus pada teks dari buku sematamata tetapi lebih luas
dari itu. Kemampuan teknologi Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang
telah terhubung internet akan semakin menambah kemudahan dalam mendapatkan
informasi yang diharapkan siswa yang diukur melalui pre test dan post test
serta proses pembelajaran.
B. Perumusan Masalah
B. Perumusan Masalah
1.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, dalam penelitian ini yang menjadi masalah utama adalah
kesulitan siswa kelas IV SDN 1 Sirnabaya dalam memahami dan menerapkan mata
pelajaran PAI sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa atau ketercapaian
tujuan pembelajaran. Masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah
dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat meningkatkan hasil
belajar Pendidikan Agama Islam mata pelajaran PAI siswa kelas IV SDN 1
Sirnabaya?”
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai
berikut:
a.
Perlunya kemampuan
guru dalam mengelola kelas dan mengembangkan materi pelajaran.
b.
Kurangnya persiapan dalam hal perencanaan khususnya
pembelajaran PAI.
c.
Perlunya guru untuk
menguasai beberapa metode dan teknik pembelajaran, terutama metode atau teknik yang mengasyikan sehingga
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
d.
Kurangnya motivasi
terhadap guru untuk memberikan pelajaran yang terbaik bagi peserta didiknya.
e.
Kurangnya minat
peserta didik terhadap mata pelajaran PAI.
f.
Pencapaian hasil
belajar yang belum optimal.
Dari hasil identifikasi
tersebut, kepada guru kelas IV diharapkan melakukan perubahan dari
temuan-temuan tersebut dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI pokok
bahasan Kisah Para Nabi dan Rasul. Kegiatan tindakan ini didasari pada masalah
dilapangan tersebut, penelitiannya dilakasanakan dalam bentuk Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
2. Pembatasan
Masalah
Mengingat
permasalahan diatas sangat luas dan keterbatasan kemampuan serta keterbatasan
waktu, maka permasalahan penelitian ini dibatasi untuk memfokuskan pembahasannya. Adapun pembatasan masalah
dalam penelitian ini, yaitu:
a. Pentingnya kemampuan guru dalam mengelola kelas dan
mengembangkan materi pelajaran.
b. Pentingnya persiapan dalam hal perencanaan pembelajaran
khususnya pembelajaran PAI.
c. Pentingnya guru untuk menguasai teknologi dalam hal ini Teknologi Informasi
dan Komunikasi untuk meningkatkan
hasil belajar peserta didik.
d. Pentingnya motivasi terhadap guru untuk mendapatkan hasil
belajar yang baik.
3.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka masalah yang akan diteliti
dirumuskan menjadi beberapa pertanyaan yang dijadikan sebagai acuan pada
penelitian. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1.
Bagaimana penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran PAI Pokok Bahasan kisah Para Nabi dan Rasul dengan
memanfaatkan Teknologi
Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran di
SDN 1 Sirnabaya Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis?
2.
Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan
Komunikasi di Kelas IV SDN 1 Sirnabaya Kecamatan
Rajadesa Kabupaten Ciamis?
3.
Bagaimana Hasil Belajar Siswa dengan memanfaatkan
Teknologi
Informasi dan Komunikasi pada mata pelajaran PAI
Pokok bahasan kisah Para Nabi dan Rasul
di Kelas IV SDN 1 Sirnabaya Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
a.
Meningkatkan
kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) upaya
memanfaatkan Teknologi
Informasi dan Komunikasi pada mata
pelajaran PAI Pokok bahasan kisah Para Nabi dan Rasul
di Kelas IV SDN 1 Sirnabaya Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis
b.
Meningkatkan kemampuan guru dalam proses
pelaksanaan pembelajaran memanfaatkan Teknologi Informasi
dan Komunikasi pada mata pelajaran PAI
Pokok bahasan kisah Para Nabi dan Rasul di Kelas IV SDN 1
Sirnabaya Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis
c.
Meningkatkan hasil
belajar peserta didik dengan memanfaatkan Teknologi Informasi
dan Komunikasi pada pembelajaran mata
pelajaran PAI Pokok bahasan kisah Para Nabi dan Rasul
di Kelas IV SDN 1 Sirnabaya Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis
D.
Kegunaan
Penelitian
Manfaat
yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1.
Bagi guru PAI khususnya dan guru lainnya, hasil
penelitian ini dapat menjadi bahan acuan dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang
sesuai. Selain itu, dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas guru dapat
memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
2.
Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap PAI mata pelajaran PAI.
3.
Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan
acuan dalam melakukan upaya-upaya dalam rangka meningkatkan kualitas kegiatan
belajar mengajar siswa sekolah yang bersangkutan.
4.
Bagi Masyarakat, hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai ukuran ketercapaian tujuan pembelajaran yang tercermin dari peningkatan
kualitas out put sekolah bersangklutan. Dengan ini, masyarakat bisa membedakan
antara sekolah yang berkualitas dengan sekolah yang tidak berkualitas.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A. Landasan Teori
1.
Pengertian Pendidikan Agama Islam
Dalam
menyimpulkan tentang pengertian Pendidikan Agama Islam terlebih dahulu dikemukakan
pengertian pendidikan dari segi etimologi dan terminology. Dari segi etimologi
atau bahasa, kata pendidikan berasal kata “didik” yang mendapat awalan pe- dan
akhiran -an sehingga pengertian pendidikan adalah sistem cara mendidik atau
memberikan pengajaran dan peranan yang baik dalam akhlak dan kecerdasan
berpikir.
Kemudian
ditinjau dari segi terminology, banyak batasan dan pandangan yang dikemukakan
para ahli untuk merumuskan pengertian pendidikan, namun belum juga menemukan
formulasi yang tepat dan mencakup semua aspek, walaupun begitu pendidikan
berjalan terus tanpa
Teknologi Informasi dan Komunikasi dan keseragaman dalam arti
pendidikan itu sendiri.
Diantaranya ada yang mengemukakan pengertian pendidikan sebagai
berikut:
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1.
Kata
pendidikan berasal dari kata didik yang berarti menjaga, dan meningkatkan (Webster’s
Third Digtionary), yang dapat didefinisikan sebagai berikut :
a.
Mengembangkan dan memberikan bantuan
untuk berbagai tingkat pertumbuhan atau mengembangkan pengetahuan,
kebijaksanaan, kualitas jiwa, kesehatan fisik dan kompetensi.
b.
Memberikan pelatihan formal dan
praktek yang di supervisi.
c.
Menyediakan informasi.
d.
Meningkatkan dan memperbaiki.
Pendidikan Agama Islam berkenaan
dengan tanggung jawab bersama. Oleh sebab itu usaha yang secara sadar dilakukan
oleh guru mempengaruhi siswa dalam rangka pembentukan manusia beragama yang
diperlukan dalam pengembangan kehidupan beragama dan sebagai salah satu sarana
pendidikan nasional dalam rangka meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
Selanjutnya H. Haidar Putra Daulay, mengemukakan bahwa
Pendidikan Islam pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk
pribadi Muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk
jasmani maupun rohani.
Dari beberapa definisi di atas, maka
dapat diambil pengertian bahwa yang dimaksud Pendidikan Agama Islam adalah suatu aktivitas atau
usaha-usaha tindakan dan bimbingan yang dilakukan secara sadar dan sengaja
serta terencana yang mengarah pada terbentuknya kepribadian anak didik yang
sesuai dengan norma-norma yang ditentukan oleh ajaran agama.
Pendidikan Agama Islam juga merupakan upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga
mengimani, bertaqwa, dan ber akhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam
dari sumber utamanya yaitu kitab suci Al-Quran dan Al-Hadits, melalui kegiatan
bimbingan pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.
Dari
pengertian di atas terbentuknya kepribadian yakni pendidikan yang diarahkan
pada terbentuknya kepribadian Muslim. kepribadian Muslim adalah pribadi yang
ajaran Islam nya menjadi sebuah pandangan hidup, sehingga cara berpikir,
merasa, dan bersikap sesuai dengan ajaran Islam.
Dengan
demikian Pendidikan Agama Islam
itu adalah usaha berupa bimbingan, baik jasmani maupun rohani
kepada anak didik menurut ajaran Islam, agar kelak dapat berguna menjadi
pedoman hidupnya untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
2.
Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam.
Dasar adalah
landasan tempat berpijak atau tempat tegaknya sesuatu. Dalam hubungannya dengan
Pendidikan Agama Islam, dasar-dasar itu merupakan pegangan untuk memperkokoh
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Adapun yang
menjadi dasar dari Pendidikan Agama Islam adalah Al-Qur’an yang merupakan kitab
suci bagi kita umat Islam yang tentunya terpelihara keaslian nya dari
tangan-tangan yang tak bertanggung jawab dan tidak ada keraguan di dalamnya,
sebagaimana Firman Allah Swt dalam Al-Qur’an yaitu surat Al-Baqarah ayat 2.
Al-qur’an sebagai kitab suci telah
dipelihara dan dijaga kemurniannya oleh Allah Swt dari segala sesuatu yang
dapat merusaknya sepanjang masa dari sejak diturunkannya sampai hari kiamat
kelak, hal ini di terangkan dalam sebuah surat dalam Al-Qur’an yaitu surah
Al-Hijr ayat 9.
Al-Hadits
merupakan perkataan ataupun perbuatan Nabi Muhammad SAW yang memberikan
gambaran tentang segala sesuatu hal, yang juga dijadikan dasar dan pedoman
dalam Islam, dan sebagai umat Islam kita harus mentaati apa yang telah di
sunnahkan Rasulullah dalam Hadistnya, hal ini di jelaskan dalam Al-Qur’an surat
An-Nisa ayat 80.
Selain ayat
di atas, terdapat juga hadits yang berkenaan dengan mentaati rasul, yang
berarti juga menjalani segala sunnah-sunnahnya melalui Al-Hadist yaitu :
Selain dari dua dasar yang paling
utama tersebut, masih ada dasar yang lain dalam negara kita khususnya seperti
yang termuat dalam Undang-Undang Dasar 1945, pasal 29 ayat 1 dan 2. Ayat 1
berbunyi, Negara berdasarkan azas Ketuhanan Yang Maha Esa. Ayat 2 berbunyi,
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama dan kepercayaannya
masing-masing.
Dalam pasal
ini kebebasan memeluk agama dan kebebasan beribadah menurut agama yang
dianutnya bagi warga Indonesia telah mendapat jaminan dari pemerintah dan hal
ini sejalan dengan Pendidikan Agama Islam dan hal-hal yang terdapat di
dalamnya.
3.
Tujuan Pendidikan Agama Islam.
Tujuan
Pendidikan Agama Islam adalah agar manusia memiliki keyakinan yang kuat dan
dapat dijadikan sebagai pedoman hidupnya yaitu untuk menumbuhkan pola
kepribadian yang bulat dan melalui berbagai proses usaha yang dilakukan. Dengan
demikian tujuan Pendidikan Agama Islam adalah suatu harapan yang diinginkan
oleh pendidik Islam itu sendiri. Zakiah Daradjad dalam Metodik Khusus
Pengajaran Agama Islam mendefinisikan tujuan Pendidikan Agama Islam sebagai
berikut :
Tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu membina manusia beragama
berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik
dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh
kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dan kejayaan dunia dan akhirat.
Yang dapat dibina melalui pengajaran agama yang intensif dan efektif.
Dari
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah sebagai usaha untuk
mengarahkan dan membimbing manusia dalam hal ini peserta didik agar mereka
mampu menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta
meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan mengenai Agama Islam,
sehingga menjadi manusia Muslim, ber akhlak mulia dalam kehidupan baik secara
pribadi, bermasyarakat dan berbangsa dan menjadi insan yang beriman hingga mati
dalam keadaan Islam, sebagaimana Firman Allah Swt dalam Al-Qur’an surat Ali
Imran ayat 102
4. Fungsi
Pendidikan Agama Islam.
Pendidikan
Agama Islam mempunyai fungsi sebagai media untuk meningkatkan iman dan taqwa
kepada Allah SWT, serta sebagai wahana pengembangan sikap keagamaan dengan
mengamalkan apa yang telah didapat dari proses pembelajaran Pendidikan Agama
Islam.
Dari
pendapat diatas dapat diambil beberapa hal tentang fungsi dari Pendidikan Agama Islam yang dapat dirumuskan
sebagai berikut:
A. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan siswa kepada Allah SWT yang ditanamkan dalam lingkup pendidikan
keluarga.
B. Pengajaran, yaitu untuk menyampaikan
pengetahuan keagamaan yang fungsional
C. Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat ber
sosialisasi dengan lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.
D. Pembiasaan, yaitu melatih siswa untuk selalu mengamalkan
ajaran Islam, menjalankan ibadah dan berbuat baik.
Disamping
fungsi-fungsi yang tersebut diatas, hal yang sangat perlu di ingatkan bahwa
Pendidikan Agama Islam merupakan sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup
bagi peserta didik untuk mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan di
akhirat.
5.
Ruang lingkup Pendidikan Agama
Islam.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi
keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah
SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan
dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga
identik Teknologi
Informasi dan Komunikasi dengan aspek-aspek Pengajaran Agama
Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling
melengkapi satu dengan yang lainnya.
Apabila dilihat dari segi
pembahasannya maka ruang lingkup
Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah :
a.
Pengajaran
keimanan
Pengajaran
keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam hal
ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini adalah
tentang rukun Islam.
b.
Pengajaran
akhlak
Pengajaran
akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa, cara
bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini berarti proses belajar
mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik.
c.
Pengajaran
ibadah
Pengajaran ibadah adalah pengajaran
tentang segala bentuk ibadah dan tata cara pelaksanaannya, tujuan dari
pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan ibadah dengan baik dan benar.
Mengerti segala bentuk ibadah dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah.
d.
Pengajaran
fiqih
Pengajaran
fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang segala
bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada Al-Quran, sunnah, dan dalil-dalil
syar’i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan
mengerti tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan
sehari-hari.
e.
Pengajaran
Al-Quran
Pengajaran
Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca Al-Quran dan
mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat Al-Quran. Akan tetapi
dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di masukkan dalam materi
Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.
f.
Pengajaran
sejarah Islam
Tujuan
pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui tentang
pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya sampai zaman sekarang
sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam.
6.
Pengertian Teknologi
Informasi dan Komunikasi
Teknologi
Informasi dan Komunikasi adalah berbagai aspek yang melibatkan
teknologi, rekayasa dan teknik pengelolaan yang digunakan dalam pengendalian
dan pemrosesan informasi serta penggunaannya, komputer dan hubungan mesin
(komputer) dan manusia, dan hal yang berkaitan dengan sosial, ekonomi dan
kebudayaan [British Advisory Council for
applied Research and Development: Report on Information Technology; H.M.
Stationery Office, 1980). Definisi lain tentang Teknologi Informasi dan
Komunikasi yaitu semua bentuk teknologi yang terlibat dalam
pengumpulan, memanipulasi, komunikasi, presentasi dan menggunakan data (data
yang ditransformasi menjadi informasi) [E.W.
Martin et al. 1994. Managing Information Technology: What Managers Need to
Know. New York rentice Hall].
Arti Teknologi
Informasi dalam dunia pendidikan seharusnya berarti tersedianya saluran atau
sarana yang dapat diapakai untuk menyiarkan program pendidikan.
7.
Peranan Teknologi
Informasi dan Komunikasi
dalam Pendidikan
Di dunia pendidikan,
banyak sekali lembaga pendidikan yang telah berhasil mengembangkan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam mendukung proses pembelajarannya. Dunia, saat
ini sedang memasuki era yang ditandai dengan gencarnya inovasi teknologi dan
peluang ekonomi yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Perubahan-perubahan
besar terjadi dalam bidang teknologi, Teknologi
Informasi dan Komunikasi, sosial dan ekonomi. Segala perubahan
ini telah menyebabkan terjadinya pergeseran dalam berbagai bidang yang antara
lain adalah;
Masyarakat industri ke
masyarakat informasi (kita masih berkutat dari masyarakat agraris ke masyarakat
industri),Teknologi yang dipaksakan ke teknologi tinggi (hi-tech),Ekonomi
nasional ke perekonomian dunia,Kebutuhan jangka pendek ke jangka panjang,Sistem
sentralisasi ke sistem desentralisasi,Bantuan ke lembagaan berpindah ke
swakarsa,Dari pola,hirarchi ke jaringan kerja (networking),Dari pilihan terbatas ke banyak pilihan
Menurut Budi Sutedjo
(Eti Rohaeti, 2005), gelombang teknologi dan informasi berkembang melalui beberapa
tahapan sebagai berikut :
1. Gelombang
Pertama, Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi difokuskan untuk
peningkatan produktivitas dan memperkecil biaya
2. Gelombang
kedua, Teknologi
Informasi dan Komunikasi difokuskan untuk
meningkatkan efektivitas penggunaan komputer melalui pembangunan jaringan computer
3. Gelombang
ketiga, Teknologi
Informasi dan Komunikasi difokuskan untuk
menghasilkan keuntungan lewat pembangunan program sistem informasi
4. Gelombang
keempat, Teknologi
Informasi dan Komunikasi difokuskan untuk
membantu proses pengambilan keputusan dari data kualitatif
5. Gelombang
kelima, Teknologi
Informasi dan Komunikasi difokuskan untuk
meraih pelanggan (konsumen) melalui pengembangan jaringan internet
6. Gelombang
keenam, Teknologi
Informasi dan Komunikasi yaitu mengembangkan
sistem jaringan tanpa kabel (wireless).
Teknologi
Informasi berbasis pada disiplin ilmu-ilmu Informal
Teknologi Informasi dan Komunikasi, Teknik
Komputer dan Manajemen Informal
yang semuanya terikat dalam Komputasi. Komputasi berarti pekerjaan yang
berkaitan dengan aktivitas : hitung menghitung proses pengolahan, penyimpanan
dan penyampaian informasi, akibatnya tiap jaringan komunikasi beralih menjadi
sentral informasi dan bukan komputernya lagi. Pemanfaatan yang dulunya sangat
terbatas, kini telah memasuki kedalam katagori strategis, pengaruhnya pada
kelangsungan usaha tidak dapat dipungkiri lagi (PUSTEKKOM,2006).
Tekonologi informasi dari massa ke massa selalu
mengalami perkembangan yang pesat. Kemajuan yang pesat dalam bidang elektronika
menyebabkan kemampuan komputer maju pesat dan cepat usang mengikuti Hukum Moore
(Vide;Bill Gates, 1995 dalam PUSTEKKOM) dimana:
Dalam dunia pendidikan, keberadaan sistem informasi
dan komunikasi merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari
aktivitas pendidikan. Dalam sebuah lembaga pendidikan harus memiliki komponen –
komponen yang diperlukan untuk menjalankan operasional pendidikan, seperti
siswa, sarana dan prasarana, struktur organisasi, proses, sumber daya manusia
(tenaga pendidik), dan biaya operasi. Sedangkan sistem komunikasi dan informasi
terdiri dari komponen – komponen pendukung lembaga pendidikan untuk menyediakan
informasi yang dibutuhkan pihak pengambil keputusan saat melakukan aktivitas
pendidikan (PUSTEKKOM,2006).
Peran-Peran
Teknologi Informasi
dan Komunikasi dalam dunia pendidikan :
a. Teknologi Informasi
dan Komunikasi sebagai keterampilan (skill) dan kompetensi
b. Teknologi Informasi
dan Komunikasi sebagai infratruktur pedidikan
c. Teknologi Informasi
dan Komunikasi sebagai sumber bahan ajar
d. Teknologi Informasi
dan Komunikasi sebagai alat bantu dan fasilitas
pendidikan
e. Teknologi Informasi
dan Komunikasi sebagai pendukung manajemen pendidikan
f. Teknologi Informasi
dan Komunikasi sebagai sistem pendukung keputusan
8.
Dampak
Positif Teknologi Informasi dan
Komunikasi
terhadap Pendidikan
Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi dalam pendidikan, akan mengatasi
masalah sebagai berikut:
a.
Masalah geografis,
waktu dan sosial ekonomis Indonesia
Negara Republik
Indonesia merupakan Negara kepulauan, daerah tropis dan pegunungan hal ini akan
mempengaruhi terhadap pengembangan infrastruktur pendidikan sehingga dapat
menyebabkan distribusi informasi yang tidak merata.
b.
Mengurangi
ketertinggalan dalam pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam pendidikan dibandingkan dengan negara berkembang dan negara maju lainnya.
Akselerasi pemerataan
kesempatan belajar dan peningkatan mutu pendidikan yang sulit diatasi dengan
cara-cara konvensional. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui
pengembangan dan pendayagunaan Teknologi
Informasi dan Komunikasi.Teknologi
Informasi dan Komunikasi akan membantu kinerja pendidikan secara
terpadu sehingga akan terwujud manajemen yang efektif dan efisien, transparan
dan akuntabel.
Dampak Teknologi Bagi Pendidikan Perkembangan
teknologi khususnya di bidang pendidikan dapat memajukan motivasi siswa agar
lebih unggul dan lebih maju dalam penggunaan teknologi. Motivasi dalam
pendidikan juga dapat mempengaruhi penggunaan teknologi dalam proses
pembelajaran yang di langsungkan. Motivasi berguna untuk menyemangatkan siswa
yang menyerah dan putus asa dalam kemajuaan teknologi yang terjadi. Tanpa di
sadari ada juga dari beberapa siswa yang langsung menganggap dirinya tidak bisa
mengikuti perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan . dan di sini lah guna
motivasi. Di dalam menghadapi perkembangan teknologi siswa di tuntut untuk
lebih kreatif lagi dalam memanfaatkan teknologi yang berkembang. Bukan hanya
siswa yang di tuntut untuk lebih kreatif, tetapi guru juga di tuntut agar lebih
memahani segala yang ada. Sekarang saja internet menjadi suatu hal yang banyak
di gunakan dalam proses pembelajaran.
9.
Dampak Negatif Teknologi
Informasi dan Komunikasi
terhadap pendidikan
Teknologi
Informasi dan Komunikasi seiring dengan perkembangannya yang
semakin meningkat, namun tetap saja memiliki kekurangan. Misalnya saja pada e-learning, e-learning dapat menyebabkan
pengalih fungsian guru yang mengakibatkan guru jadi tersingkirkan, menyebabkan
terciptanya individu yang bersifat individual karena sistem pembelajaran dapat
dilakukan dengan hanya seorang diri, dan kemungkinan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dan disiplin peserta didik susah atau sulit untuk
diawasi dan dibina sehungga lambat laun kualitas Teknologi Informasi dan Komunikasi
dan manusia khusunya para peserta didik akan menurun drastis, serta hakikat
manusia yang utama yaitu sebagai makhluk sosial akan musnah.
Kemudian karena
seringnya mengakses internet, di khawatirkan pelajar bukanya benar-benar
memanfaatkan Teknologi
Informasi dan Komunikasi dengan optimal malah mengakses hal-hal
yang tidak baik, seperti pornografi yang sangat mudah di akses yang berefek
buruk bagi anak dibawah umur ataupun bagi yang sudah dewasa sekalipun. Hal lain
misalnya kecanduan : asik berinternet ( biasanya menggunakan fasilitas social networking / game online ) sehingga lupa waktu dan
berakibat buruk bagi kehidupannya.kemudian ada istilah Cyber-relational addiction adalah keterlibatan yang berlebihan pada
hubungan yang terjalin melalui internet (seperti melalui chat room dan virtual
affairs) sampai kehilangan kontak dengan hubungan-hubungan yang ada dalam dunia
nyata..Kemudaian dikenal pula Information overload, Karena menemukan informasi
yang tidak habis-habisnya yang tersedia di internet, sejumlah orang rela
menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengumpulkan dan mengorganisir berbagai
informasi yang ada. Kemudian bisa membuat seseorang kecanduan, terutama yang
menyangkut pornografi dan dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani
kecanduan tersebut. Hal-hal tersebut sangat menghambat berkembanganya
pendidikan dalam Teknologi
Informasi dan Komunikasi.
Dampak Negatif Internet
Selain beragam manfaat, internet juga bisa merusak pola pikir serta pola
perilaku seseorang. Berikut dampak negatif internet bagi pelajar : Pelajar bisa
mengakses situs tak layak seperti situs dengan konten porno yang marak
diperangi oleh orang tua. Memang akhir-akhir ini salah satu kementrian di
Indonesia sedang giat-giatnya memblokir situs porno, namun tak ada jaminan
semua situs tersebut bisa ditutup. Gila facebook
dan twitter juga merupakan salah satu
hal yang negarif di dunia internet. Kecanduan jenis ini merubah pola sosial
seseorang sehingga lebih nyaman bertegur sapa di situs sosial ketimbang di
dunia nyata. Hal negatif lainnya yang bisa merusak pelajar adalah fasilitas
game online serta perjudian online.
Kedua hal ini memang sedang tren. Jika masih dalam kontek wajar, mungkin tak
terlalu mengkhawatirkan. Namun beberapa kasus yang ditemui, kecenderungan untuk
bermain serta berjudi secara online bukan lagi sebatas hobi namun sesuatu yang
dirasa penting untuk dilakukan. Game online dan perjudian online agaknya telah
menjadi candu dan banyak perakibat pada menurunnya prestasi belajar seseorang.
10.
Solusi
Mengatasi Teknologi Informasi dan
Komunikasi
Agar penggunaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam pendidikan lebih optimal dan di jalankan
dengan baik dan benar, berikut ada beberapa metoda pemecahan masalah agar
dampak negatif dari Teknologi
Informasi dan Komunikasi dapat tertanggulangi.
Mempertimbangkan
pemakaian Teknologi
Informasi dan Komunikasi dalam pendidikan, khususnya untuk anak
di bawah umur yang masih harus dalam pengawasan Teknologi Informasi dan Komunikasi
sedang melakukan pembelajaran dengan Teknologi
Informasi dan Komunikasi Analisis untung ruginya pemakaian.
Tidak menjadikan Teknologi Informasi dan
Komunikasi sebagai media atau sarana satu-satunya dalam
pembelajaran, misalnya kita tidak hanya mendownload e-book, tetapi masih tetap membeli buku-buku cetak, tidak hanya
berkunjung ke digital library, namun juga masih berkunjung ke perpustakaan.
Pihak-pihak pengajar
baik orang tua maupun guru, memberikan pengajaran-pengajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam ber-
Teknologi Informasi dan Komunikasi agar Teknologi Informasi dan
Komunikasi dapat dipergunakan secara optimal tanpa
menghilangkan Teknologi
Informasi dan Komunikasi.
Pemerintah sebagai
pengendali sistem-sistem informasi seharusnya lebih peka dan menyaring apa-apa
saja yang dapat di akses oleh para pelajar dan seluruh rakyat Indonesia di
dunia maya.
Jadi, solusinya adalah
kita jangan sampai mengatakan tidak pada teknologi (say no to technology) karena jika kita berbuat demikian, maka kita
akan ketinggalan banyak informasi yang sekarang ini informasi-informasi
tersebut paling banyak ada di internet. Kita harus mempertimbangkan kebutuhan
kita terhadap teknologi, mempertimbangkan baik-buruknya teknologi tersebut dan
tetap menggunakan Teknologi
Informasi dan Komunikasi, juga tidak lupa jangan terlalu
berlebihan agar kita tidak kecanduan denagn teknologi.
11.
Hasil
Belajar Siswa
Dalam kamus umum bahasa indonesia disebutkan bahwa hasil
belajar merupakan sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan oleh suatu usaha
atau dapat juga berarti pendapat atau perolehan atau buah. (Poerwadarminta,
1996: 337). Pendapat lain mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang
diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh
siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa.
(Nana Sudjana, 1989:111). Dimyati dan Moedjiono (1994:4) mengatakan bahwa hasil
belajar merupakan hasil dari suatu intraksi tindak mengajar atau tindak belajar.
Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah, (Nana Sudjana, 2004:22). Menurut Gagne (1988) ada lima kemampuan hasil belajar yaitu:
Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah, (Nana Sudjana, 2004:22). Menurut Gagne (1988) ada lima kemampuan hasil belajar yaitu:
1. Keterampilan-keterampilan intelektual, karena
keterampilan itu merupakan penampilan yang ditunjukan oleh siswa tentang
operasi intelektual yang dapat dilakukannya
2.
Penggunaan strategi kognitif, karena siswa perlu menunjukkan penampilan yang
baru
3.
Berhubungan dengan sikap-sikap yang dapat ditunjukkan oleh perilaku yang
mencerminkan pilihan tindakan terhadap kegiatan-kegiatan belajar
4.
Hasil belajar adalah informasi verbal
5. Keterampilan motorik.
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:
1. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar).
1. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar).
Faktor
yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam
individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah
faktor psikologis, antara lain motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan
lain sebagainya.
2. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar).
2. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar).
Pencapaian
tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif.
Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang
mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan,
dan pembentukan sikap.
B. Hipotesis
Tindakan
Adapun hipotesis
tindakan dari kajian teori adalah dengan menggunakan atau
memnfaatkan Teknologi
Informasi dan Komunikasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI pokok bahasan Kisah Nabi dan Rasul di kelas IV SDN 1 Sirnabaya Kabupaten Ciamis.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A.
Jenis
Penelitian
Jenis
penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dilakukan dalam situasi yang wajar
(natural setting) dan data yang
dikumpulkan umumnya bersifat kualitatif. Metode kualitatif berusaha memahami
dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam
situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri. Responden dalam metode
kualitatif berkembang terus (snowball) secara bertujuan (purposive) sampai data
yang dikumpulkan dianggap memuaskan.
Alat pengumpul data atau instrumen penelitian
ialah si peneliti sendiri. Jadi peneliti merupakan key instrument, dalam
mengumpulkan data si peneliti harus terjun sendiri ke lapangan secara aktif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipasi, wawancara,
dan dokumentasi. Teknik angket tidak digunakan dalam pengumpulan data.
B.
Subjek Penelitian
Subjek
Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 1 Sirnabaya yang
berjumlah 20 orang.
C.
Setting Penelitian
Penelitian
Tindakan Kelas akan dilaksanakan di kelas IV SDN 1 Sirnabaya.
D.
Waktu Penelitian
Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai dari bulan
April sampai bulan Juni pada akhir
semester 2, tahun pelajaran 2016/2017 yang meliputi kegiatan perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Rincian kegiatannya adalah
seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel
1
Jadwal
Penelitian
No
|
Kegiatan
|
April
|
Mei
|
Juni
|
|||||||||
Minggu
ke
|
Minggu
ke
|
Minggu
ke
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Studi pendahuluan dan orientasi
|
√
|
√
|
||||||||||
2.
|
Identifikasi dan analisis
masalah
|
√√
|
|||||||||||
3.
|
Pembuatan proposal penelitian
|
√
√
|
|||||||||||
4.
|
Pembutan instrumen penelitian
|
√
|
|||||||||||
5.
|
Persiapan pelaksanaan siklus
|
√
|
|||||||||||
6.
|
Pelaksanaan siklus I
|
√
|
|||||||||||
7.
|
Pelaksanaan siklus II
|
√
|
|||||||||||
7.
|
Pelaksanaan siklus III
|
√
|
|||||||||||
8.
|
Penyusunan draft laporan
penelitian (Bahan skripsi)
|
√√
|
|||||||||||
9.
|
Penulisan final skripsi
|
√
|
|||||||||||
10.
|
Penyerahan skripsi untuk penyerahan sidang
|
√
|
|||||||||||
11.
|
Perbaikan skripsi
|
√
|
√
|
E.
Desain Penelitian
Untuk
menyusun desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, peneliti menggunakan model
penelitian Kurt Lewin (Arikunto, 2007: 16).
Adapun bagan dari model pembelajaran Kurt
Lewin sebagai berikut :
Gambar 2
Komponen
Siklus Model Kurt Lewin (Arikunto, 2007: 16)
1. Perencanaan Tindakan
Masalah yang ditemukan
akan diatasi dengan melakukan langkah-langkah perencanaan tindakan, yaitu
menyusun instrumen penelitian berupa Rencana Program Pembelajaran (RPP),
membuat Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran,
Lembar Kegiatan Siswa (LKS), soal tes, dan lembar observasi.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan tindakan berupa pelaksanaan program
pembelajaran, pengambilan atau pengumnpulan data hasil soal tes dan lembar
observasi. Materi pelajaran pada tahap pelaksanaan tindakan I adalah materi
Thaharah, pelaksanaan tindakan II adalah materi Shalat, pelaksanaan tindakan
III adalah materi Shalat Jamaah dan Shalat Munfarid.
3.
Pengamatan
Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data dan
menganalisanya untuk kemudian dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini.
Observasi mencakup prosedur perekaman data tentang proses dan hasil
implementasi tindakan yang dilakukan. Guru peneliti mengadakan observasi
terhadap proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi siswa.
4.
Refleksi
Guru peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan PTK
pada tiap siklus dan menganalisis serta menarik kesimpulan terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang telah direncanakan dengan melaksanakan tindakan tertentu.
Apakah pembelajaran yang dirancang dengan PTK dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran atau memperbaiki masalah yang diteliti.
F. Metode Pengumpulan Data
Valid atau tidaknya suatu penelitian tergantung pada jenis
pengumpulan data yang dipergunakan serta pemilihan metode yang tepat sesuai
dengan jenis dan sumber data dalam penelitian. Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah metode observasi, soal tes, dan data respon siswa.
1.
Observasi atau pengamatan
Observasi atau pengamatan adalah penginderaan secara langsung
terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses atau prilaku. Dalam hal ini
peneliti mengamati dan mencatat secara langsung untuk mengetahui pelaksanaan
pembelajaran PAI dengan menggunakan Memanfaatkan Teknologi Informasi dan
Komunikasi
2.
Test
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengatahuan, intelegensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
Perangkatan test peneliti ini adalah pre test dan pos test.
Pre test diadakan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum
pembelajaran dengan Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dilaksanakan.
Drs. Sumanto, MA mengatakan bahwa pre test digunakan untuk melihat apakah
kelompok-kelompok tersebut variable dependent sama atau tidak. Dengan kata lain
pre test digunakan untuk melihat kemampuan kedua kelompok sama atau tidak. Dari
hasil pre test kemudian ditentukan siswa yang termasuk
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan post test
digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh atau tidak penggunaan Memanfaatkan Teknologi
Informasi dan Komunikasi dalam upaya meningkatkan hasil belajar PAI mata
pelajaran PAI siswa kelas IV di SDN 1 Sirnabaya. Test ini dilakukan setelah
seluruh materi pelajaran selesai dan bentuk test yang digunakan adalah pilihan
ganda (Multiple Choices).
3.
Data respon siswa
Data respon siswa terhadap penggunaan Memanfaatkan Teknologi
Informasi dan Komunikasi diperoleh dengan menggunakan observasi partisispasi,
wawancara, dan dokumentasi terhadap siswa kelas eksperimen setelah mengikuti
pembelajaran. Tujuannya untuk mengetahui respon atau komentar siswa terhadap
proses pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan menggunakan Memanfaatkan Teknologi
Informasi dan Komunikasi.
G. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah
lembar laporan hasil observasi, soal tes, dan data respon siswa.
1.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang mendukung keberhasilan
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a.
Teknik Observasi
Observasi adalah
kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek
tindakan telah mencapai sasaran. Efek dari suatu intervensi (action) terus dimonitor secara
reflektif (Arikunto, 2007: 127).
Kegiatan observasi
dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan lembar
observasi yang dibuat untuk digunakan sebagai perangkat pengumpul data,
mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran, dan catatan lapangan. Adapun
hal-hal yang diobservasi adalah:
1) Observasi
terhadap rencana pembelajaran
2) Observasi
terhadap proses pembelajaran
3) Observasi
terhadap prestasi yang diperoleh peserta didik
b. Teknik wawancara
Wawancara
(interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan
berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah
untuk mendapatkan informasi yang tepat dari
narasumber yang terpercaya. Wawancara dilakukan dengan cara penyampaian
sejumlah pertanyaan dari pewawancara kepada narasumber. Maka untuk mengetahui bagaimana kegiatan pembelajaran
PAI di SDN 1 Sirnabaya, penulis melakukan wawancara pada wali kelas IV SDN 1
Sirnabaya.
c. Teknik
Tes
Teknik tes adalah cara
memberikan penilaian dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang harus
dijawab dengan benar oleh testi. Teknik tes ini terbagi menjadi tiga bentuk,
yaitu: tes lisan, tes tertulis dan tes perbuatan. Tes tertulis terbagi lagi
menjadi dua macam, yaitu: tes subjektif dan tes objektif. Yang dari keduanya
berkembang menjadi bentuk tes yang beragam.
Penelitian
yang target datanya berupa keterampilan, kompetensi, intelegensi dan bakat,
lebih tepat menggunakan teknik tes. Dalam penelitian pendidikan seringkali
dibutuhkan teknik tes untuk mengukur bakat, minat dan keterampilan guru.
Misalnya tes intelegensi, tes bakat, tes hasil belajar serta tes kepribadian
(Musfiqon, 2012: 131).
d. Analisis
Deskriptif
Teknik
ini digunakan untuk menjelaskan seluruh rangkaian penelitian pada saat sebelum, selama, maupun pasca tindakan
pembelajaran dilaksanakan, begitu juga dengan daur dan hasil
penelitian.
Tabel 1
Jenis, Teknik dan Alat
Pengumpul Data
No
|
Jenis Data
|
Metode
|
Alat
|
1.
|
Perencanaan pembelajaran dengan memanfaatkan
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam mata Pelajaran PAI pokok bahasan
Kisah Para Nabi dan Rasul
|
Observasi
|
Lembar Pengamatan
|
2.
|
Proses pembelajaran dengan memanfaatkan
Teknologi informasi dan komunikasi dalam mata Pelajaran PAI pokok bahasan
Kisah Para Nabi dan Rasul
1.
Aktifitas atau
kinerja guru.
2. Aktifitas
atau kinerja peserta didik.
|
Observasi
|
Lembar Pengamatan
|
3.
|
Peningkatan hasil belajar peserta didik dengan memanfaatkan
Teknologi Informasi dan komunikasi dalam mata Pelajaran PAI pokok bahasan
Kisah Para Nabi dan Rasul.
|
Tes / Penilaian
|
Soal tes dan instrumen penilaian
|
C.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Analisa data yang digunakan adalah analisa data kualitatif, yaitu data
berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa
tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan
atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa
mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri,
motivasi belajar (Arikunto, 2007: 131).
Data-data
yang diperoleh akan dianalisis secara triangulasi. Triangulasi yaitu proses
memasan sesuatu (getting a ‘fix’) dari
berbagai sudut pandang. Istilah ini berkembang dengan rungsi utama untuk
meningkatkan ketajaman hasil pengamatan melalui berbagai cara dalam pengumpulan
data (Arikunto, 2007: 128). Tringulasi dilakukan dengan membandingkan data
hasil observasi, aktifitas siswa, hasil observasi pembelajaran. Teknik ini
bertujuan untuk menjaga keabsahan dan keobyektifan data dengan cara menyilang
atau membandingkan informasi data yang diperoleh dari beberapa sumber sehingga
diperoleh data yang abash.
Setelah data
dianalisis kemudian diambil kesimpulan tentang tercapainya tujuan dari
pembelajaran, apabila belum tercapai dilakukan tindakan selanjutnya dan apabila
sudah tercapai maka penelitian dihentikan.
D.
Indikator Kinerja
Dengan dilakukannya
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, diharapkan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik terhadap mata pelajaran Bahasa Arab pokok bahasan anggota keluarga dan
adanya peningkatan kemampuan guru dalam
beberapa hal, yaitu
sebagai berikut:
1.
Siswa
Semakin efektifnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik, yaitu
sebagai berikut:
Peserta didik
mampu meningkatkan hasil belajar terhadap mata pelajaran Pelajaran PAI pokok
bahasan Kisah Para Nabi dan Rasul.
a)
Peserta didik mampu mengeluarkan
pendapatnya dengan berani dan penuh percaya diri.
b)
Peserta didik mampu
belajar dengan baik dan kooperatif.
2.
Guru
Diharapkan guru mampu
meningkatkan keterampilan dalam pembelajaran PAI:
a)
Guru mampu
merancang perencanaan pembelajaran PAI dengan memanfaatkan Teknologi Informasi
dan Komunikasi untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV
SDN 1 Sirnabaya Kabupaten Ciamis.
b)
Guru mampu
melaksanakan proses pembelajaran dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan
Komunikasi untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV SDN 1
Sirnabaya Kabupaten Ciamis.
c)
Guru dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV SDN 1 Sirnabaya Kabupaten
Ciamis pada mata pelajaran PAI dengan Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,
Ridwan (2013) Inovasi Pembelajaran. Bumi
Aksara: Jakarta
Arikunto dkk. (2007). Penelitian
Tindakan Kelas. Bumi Aksara,
Cetakan Keempat
Zakiah Daradjad.1995. Metodik Khusus Pengajaran Agama
Islam. Bumi aksara :Jakarta
Haidar Putra Daulay. 2004. Pendidikan Islam,Kencana: Jakarta
Eti
Rochaety, dkk, 2005, “ Sistem Informasi Manajemen Pendidikan”, Bumi
Aksara, Jakarta
Harina
Yuhetty dan Hardjito, 2004, edukasi net pembelajaran berbasis internet
: tantangan
dan
peluangnya dalam
Mozaik Teknologi Pendidikan (Dewi salma dan Eveline Siregar), Kencana Media
Group dan Universitas Negeri Jakarta.
Idris,
Naswil, 2001, “Pengembangan dan Peranan Sumber Daya Manusia di Era
Teknologi Informasi”,Semarang
Oetomo,
B.S.D, 2002, e-Education Konsep, Teknologi dan Aplikasi Internet Pendidikan,
Penerbit Andi, Yogyakarta.
Asnawir & Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat
Pers Nurgana,
Sumanto. 1995. Metodelogi Penelitian Social dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi
Offset
Tim Penulis Sosiologi. 1997. Panduan Belajar. Jakarta: Yudistira
0 komentar:
Post a Comment