Model laboratoris
1.
Tujuan dan asumsi
model ini menolak darim konsep T-Group Experiance yang menitikberatkan pada proses intrapersonal,
interpersonal, dinamika kelompok dan pengarahan diri. Lebih jauh dijelaskan
oleh Joyce dan Weil (1986:279-283), bahwaproses intrapersonal memberi tekanan
pada tujuan yang akan dicapai, yaitu pengetahuan sendiri atau self-knowledge. Mendapat wawasan
terhadap perilaku dan reaksi
seseorang, khususnya dengan cara memperoleh umpan balik dari orang lain
merupakan tugas belajar atau learning
taks.proses interpersonal memusatkan perhatian pada dinamika hubungan antar
individu yang berupa hubungan mempengaruhi, umpan balik, kepemimpinan,
komunikasi, penyalesaian konflik, memberi dan menerima bantuan, kekuasaan dan
kontrol. Tujuanya ialaih untuk mengerti kondisi dan kemudahan atau hambatan
terhadap berfungsinya kelompok. Kesemua tujuan itu akan dicapai dengan cara
meningkkatkan kesedaran, dan berubah sikap menuju perilaku yang baru. Semangat
untuk meneleti atau melakukan proses inquiry sangat penting dalam keselaruhan
proses pencapaian tujuan model ini.
Model laboratoris ini memiliki empat elemen dasar. Pertama,
situasi yang kurang bertujuan, kurang terpimpin dan kurang tersusun acaranya.
Disisni , kekaburan situasi menimbulkan ketegangan, dan kemungkinan siswa
memberikan respons terhadap kehidupan itu yang pada akhirnya dilakukan dengan
pengarahan. Kedua, orientasi terhadap pertumbuhan dan pengembangan kelompok.
Ketiga, data yang menjadi bahan analisis adalah pengalaman da umpan balik yang
diperoleh siswa pada saat mereka belajar bersama. Keempat, para anggota
kelompok dan pengajar seyogyanyamwlaksanakan peranan sebagai pengamat yang terlabat atau participant observer.
2.
Sintakmatik
Model ini tidak memiliki tahapan kegiatan
yang ketet. Tahapan kegiatan yang dikepangkan bervariasi sesuai dengan
rancangan pertemuan laboratoris sendiri. Biasanya strutur T- Group merupakan
struktur utama. Struktur T-Group ini meliputi dua tahap utama dengan tahapan
yang kecil untuk masing-masing tahapan utama, seperi diuraikan dalam tabel
berikut.
Tabel tahap pengembangan T-Group
tahap
ketergantungan : hubungan dengan kekuasaan sebagai isu pokok
|
Saling
ketergantungan: perduli terhadap orang lain dan kerja sama memecahkan masalah
umum.
|
1. Ketergantungan ( kebutuhan akan adanya perantara dan pemimpin)
2. Kontra ketergantungan ( menhindar diri dari pemimpin,
munculnya dua kelompok yang berbeda keinginan)
3. Pemecahan masalah ( munculnya keinginan untuk memanfaatkan
waktu lebih baik; penghargaan terhadap pelatih; pengenalan terhadap macam-
macam sikap, rasa percaya dan kerjasama.
|
1.
Pemikat (solidaritas
kelompok, perasan positif)
2.
Pemecaran (keperdulian
terhadap perbedaan, dan keeterlibatan lebih banyak, serta rasa takut
diserang)
3.
Validasi kesepakatan (
penyiapan untuk mengakhiri kelompok, evaluasi keterlibatan, sadar akan
tanggapan terhadap orang lain).
|
3
sistem sosial
Setelah pengajar membangun situasi yang membingungkan,
pengajar sebagai pelatih menjelaskan bahwa ia tidak akan berfungsi sebagai
pemimpin tapi sebagai anggota kelompok. Disisi lain struktur tidaklah tampak,
dan kelompok harus bertanggung jawab untuk mengarahkan pertumbuhannya sendiri.
Memang iklim belajar T-Group ini merupakan situasi yang sangat mendukung dan
menciptakan proses belajar yang bersifat kerjasama namun masih tetep dalam
batas yang dapat diteroransi.
4
Prinsip pengolahan / reaksi
Pelatih, dalam hal ini pengajar mmegang
berbagai peranan dalam T-Group, yakni sebagai: pengamat yang terlibat, anggota
kelompok, pemberi contoh, damsebagai mediator atau peranana. Didalam melakukan
moderasi ini kelompok akan sangat bergantung pada model perilaku kelompok yang
baik seperti terbuka, jujur, terarah, bersemangat belajar yang tinggi, mau dan
mampu memberi dan menerima umpan balik, dan bersifat mendukung.
5
sistem pendukng
saranamenkudung yang diperlikan dan paling utama ialah pengajar/ pelatih
yang berpengalaman dalam model ini. Model ini dapat dilaksanakan dalam situasi
kelembagaan, situasi kelas, dan situasi yang diintegrasikan dengan kehidupan
shari heri.
6
dampak instruksional
dan pengiring
model ini memiliki dampak instruksional dan pengiring ssebagai berikut:
a. dampak instruksional:
Ø
kemampuan mengatasi
perubahan-perubahan
Ø
wawasan terhadap
perilaku interpersonal
Ø
kemampuan dalam bersepakat
dan Eksresi diri
b. dampak pengiring:
Ø
teloraansi terhadap
kebinekaan
Ø
penerimaan atas hakikat
afektif dari respons manusia.
Untuk kepentingan praktis model
tersebut dapat diadaptasikan dalam bentuk kerangka operasional sebagai berikut
Model laboratoris
Kegiatan pengajar
|
Lankah pokok
|
Kegiatan siswa
|
·
beri stimulasi suatiu isu
|
Rasa tergantung
|
·
beri respon
|
·
ajukan petanyaan pemicu
pendapat yang bertolak belakang
|
Dorongan mandiri
|
·
kenali adanya kontradiksi
|
·
ciptakan situasi
pemecahan masalah
|
Pemecahan masalah
|
·
diskusikan pemecahan
kontradiksi tersebut
|
·
ajukan pertanyaan pemicu
keterlibatan
|
Rasa terlabat
|
·
rasakan perlunya
kebersamaan
|
·
ciptakan situasi yang
mengundang keperdulian
|
Rasa perduli
|
·
Tunjukan keperdulian
terhadap orang
|
·
minta untuk menilai diri
masing-masing
|
validasi
|
·
Lakukan penilaiai diri
|