KATA
PENGANTAR
Bismillahhirahmannirahim
Segala puja puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt, yang telah
memberikan limpahan karunia-Nya kepada kita semua sehingga pada hari ini kita
masih dapat membaca makalah ini, dan telah memberikan kesempatan kepada
penyusun untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen tepat pada
waktunya.
Selama menyusun makalah ini pasti ada hambatan dan keselahan dikarenakan
sedikitnya pengetahuan penyusun terhadap materi yang diangkat, karena campur
tangan dari beberapa pihak akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini,
dan akhirnya tersusunlah makalah yang diberi judul “ Pengelolaan program
Pengembangan Kewirausahaan Dilingkungan Sekolah”.
Penyusun hanyalah manusia biasa yang pastinya memiliki segala kekurangan karena
kesempurnaan hanya milik Allah swt, maka dari itu kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan makalah ini sangat penyusun harapkan, semoga
makalah ini berguna bagi pembaca dan berguna bagi generasi yang akan datang,
terimakasih.
Ciamis
, Mei 2016
Tim Penyusun
DAFTAR
ISI
\
KATA PENGANTAR...................................................................................
i
DAFTAR ISI ................................................................................................. .... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
1
1.1.Latar Belakang ...................................................................................
1
1.2.Tujuan Penulisan
................................................................................
2
1.3.Rumusan Masalah
..............................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................
3
2.1.Pengertian
Kewirausahaan di Sekolah .....................................................
3
BAB III PENUTUP ...........................................................................................
8
3.1.
Kesimpulan
.......................................................................................
8
3.2.
Saran ..................................................................................................
8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Kewirausahaan
dalam pendidikan merupakan kerja keras yang terus-menerus yang dilakukan pihak
sekolah terutama kepala sekolah dalam menjadikan sekolahnya lebih bermutu.
Konsep kewirausahaan ini meliputi usaha membaca dengan cermat peluang-peluang,
melihat setiap unsur institusi sekolah adanya sesuatu yang baru atau inovatif,
menggali sumber daya secara realistic dan dapat dimanfaatkan, mengendalikan
resiko, mewujudkan kesejahteraan (benefits) dan mendatangkan keuntungan
financial (profits). Benefits dan profits ini terutama dilihat untuk
kepentingan peserta didik, guru-guru dan kepala sekolah.
Gagasan,
kemauan dan kerja keras adalah modal bagi seorang wirausaha. Dan uang adalah
salah satu imbalan yang diperoleh dari usaha mewujudkan gagasan-gagasan itu.
Modal memiliki pengertian bukan sekedar menyangkut uang, melaikan gagasan itu
sendiri, tenaga kerja, prasarana/sarana, dan segala sumber lingkungan yang
dapat mendukung implementasi proyek usaha. Mewirausahakan institusi pendidikan
tidak berangkat dari nol, tetapi juga tidak terlampau mengandalkan modal
pinjaman. Berdasarkan hal tersebutlah sangat penting adanya pendidikan
kewirausahaan didalam dunia sekolah, untuk membekali para siswa-siswi dalam
mengarungi dunia usaha yang akan dijalankan mereka setelah mereka keluar dari
sekolah, makalah ini kami tim penyusu akan membahas mengenai bagaiman peran
kewirausahaan dalam lingkungan sekolah.
1.2.Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini yaitu :
§ Memenuhi
tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia
§ Belajar
membentuk pola fikir kewirausahaan dalam diri kami meskipun masih didalam dunia
pendidikan
§ Sebagai
tolak ukur jika kami ketika mendirikan sebuah usaha
1.3.Rumusan
Masalah
Rumasan
masalah yang akan kita bahas dalam makalah kali ini yaitu :
§ Pengertian
kewirausahaan
§ Pendidikan
kewirausahaan bagi pelajar
§ Pengembangan
kewirausahaan bagi pelajar
§ Pengembangan
kewirausahaan di lingkungan sekolah
§ Contoh-contoh
kewirausahaan di lingkungan sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep
Kewirausahaan
Sampai saat ini konsep kewirausahaan masih
terus berkembang. Kewirausahan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan
orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif
atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam
rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya.
Seseorang yang memiliki karakter wirausaha selalu tidak puas dengan apa
yang telah dicapainya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan
peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan
kehidupannya. Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5), “An entrepreneur is one who creates a new business in the face of
risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by
identifying opportunities and asembling the necessary resources to capitalze on
those opportunities”. Wirausahawan adalah orang-orang yang
memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis;
mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan
yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk
mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka
meraih sukses/meningkatkan pendapatan. Intinya, seorang wirausaha adalah
orang-orang yang memiliki karakter wirausaha dan mengaplikasikan hakikat
kewirausahaan dalam hidupnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah orang-orang
yang memiliki jiwa kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam hidupnya.
B. Pendidikan
Kewirausahaan di Sekolah
Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh (holistik), sebagai insan yang memiliki karakter,
pemahaman dan ketrampilan sebagai wirausaha. Pada dasarnya, pendidikan
kewirausahaan dapat diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan
pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dilakukan oleh
kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor), peserta didik secara
bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidikan. Pendidikan kewirausahaan
diterapkan ke dalam kurikulum dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan
di sekolah yang dapat merealisasikan pendidikan kewirausahaan dan
direalisasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini,
program pendidikan kewirausahaan di sekolah dapat diinternalisasikan melalui
berbagai aspek.
1. Pendidikan
Kewirausahaan Terintegrasi Dalam Seluruh Mata Pelajaran
Yang dimaksud dengan pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam
proses pembelajaran adalah penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan
ke dalam pembelajaran sehingga hasilnya diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, terbentuknya karakter wirausaha dan
pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta didik
sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun
di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran,
selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang
ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik
mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai kewirausahaan dan
menjadikannya perilaku. Langkah ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan
nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran di seluruh mata pelajaran yang
ada di sekolah. Langkah pengintegrasian ini bisa dilakukan pada saat
menyampaikan materi, melalui metode pembelajaran maupun melalui sistem
penilaian.
Dalam pengintegrasian
nilai-nilai kewirausahaan ada banyak nilai yang dapat ditanamkan pada peserta
didik. Apabila semua nilai-nilai kewirausahaan tersebut harus ditanamkan dengan
intensitas yang sama pada semua mata pelajaran, maka penanaman nilai tersebut
menjadi sangat berat. Oleh karena itu penanaman nilai nilai kewirausahaan
dilakukan secara bertahap dengan cara memilih sejumlah nilai pokok sebagai
pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya. Selanjutnya nilai-nilai pokok
tersebut diintegrasikan pada semua mata pelajaran. Dengan demikian setiap mata
pelajaran memfokuskan pada penanaman nilai-nilai pokok tertentu yang paling
dekat dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan. Nilai-nilai pokok
kewirausahaan yang diintegrasikan ke semua mata pelajaran pada langkah awal ada
6 (enam) nilai pokok yaitu: mandiri, kreatif pengambil resiko,
kepemimpinan, orientasi pada tindakan dan kerja keras.
Integrasi pendidikan
kewirausahaan di dalam mata pelajaran dilaksanakan mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran.
Pada tahap perencanaan, silabus dan RPP dirancang agar muatan maupun kegiatan
pembelajarannya memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan.
Cara menyusun silabus yang terintegrsi nilai-nilai kewirausahaan dilakukan
dengan mengadaptasi silabus yang telah ada dengan menambahkan satu kolom dalam
silabus untuk mewadahi nilai-nilai kewirausahaan yang akan diintegrasikan.
Sedangkan cara menyususn RPP yang terintegrasi dengan nilai-nilai kewirausahaan
dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP yang sudah ada dengan menambahkan pana
materi, langkah-langkah pembelajaran atau penilaian dengan nilai-nilai
kewirausahaan.
Prinsip pembelajaran
yang digunakan dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan mengusahakan agar
peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai kewirausahaan sebagai milik
mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan
mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya
menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini,
peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga
proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai kewirausahaan.
Pengintegrasian
nilai-nilai kewirausahaan dalam silabus dan RPP dapat dilakukan melalui
langkah-langkah berikut:
·
Mengkaji SK dan KD untuk menentukan
apakah nilai-nilai kewirausahaan sudah tercakup didalamnya.
·
Mencantumkan nilai-nilai kewirausahaan
yang sudah tercantum di dalam SKdan KD kedalam silabus.
·
Mengembangkan langkah pembelajaran
peserta didik aktif yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan
melakukan integrasi nilai dan menunjukkannya dalam perilaku.
·
Memasukan langkah pembelajaran aktif
yang terintegrasi nilai-nilai kewirausahaan ke dalam RPP.
2. Pendidikan
Kewirausahaan yang Terpadu Dalam Kegiatan Ekstra Kurikuler Kegiatan Ekstra Kurikuler
adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk
membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh
pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di
sekolah/madrasah. Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah berkembangnya potensi,
bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan
peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Misi
ekstra kurikuler adalah (1) menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih
oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka;
(2) menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik
mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.
3. Pendidikan
Kewirausahaan Melalui Pengembangan Diri
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan
diri merupakan upaya pembentukan karakter termasuk karakter wirausaha dan
kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling
berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan
pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler.
Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan pengembangan
kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
minat, kondisi dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi
sekolah/madrasah.
Pengembangan diri secara khusus bertujuan menunjang pendidikan peserta
didik dalam mengembangkan: bakat, minat, kreativitas, kompetensi, dan kebiasaan
dalam kehidupan, kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan sosial, kemampuan
belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan pemecahan masalah, dan
kemandirian. Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak
terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh
peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak
terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan
di sekolah/madrasah yang diikuti oleh semua peserta didik. Dalam program
pengembangan diri, perencanaan dan pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dapat
dilakukan melalui pengintegrasian kedalam kegiatan sehari-hari sekolah misalnya
kegiatan ‘business day’(bazar, karya peserta didik, dll)
4. Perubahan
Pelaksanaan Pembelajaran Kewirausahaan dari Teori ke Praktik
Dengan cara ini, pembelajaran kewirausahaan diarahkan pada pencapaian tiga
kompetansi yang meliputi penanaman karakter wirausaha, pemahaman konsep dan
skill, dengan bobot yang lebih besar pada pencapaian kompetensi jiwa dan skill
dibandingkan dengan pemahaman konsep. Dalam struktur kurikulum SMA, pada mata
pelajaran ekonomi ada beberapa Kompetensi Dasar yang terkait langsung dengan
pengembangan pendidikan kewirausahaan. Mata pelajaran tersebut merupakan mata
pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan nilai-nilai
kewirausahaan, dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan
menginternalisasi nilai-nilai tersebut. Salah satu contoh model pembelajaran
kewirausahaan yang mampu menumbuhkan karakter dan perilaku wirausaha dapat
dilakukan dengan cara mendirikan kantin kejujuran,
dsb.
5. Pengintegrasian
Pendidikan Kewirausahaan ke dalam Bahan/Buku Ajar
Bahan/buku ajar merupakan komponen pembelajaran yang paling berpengaruh
terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada proses pembelajaran. Banyak guru
yang mengajar dengan semata-mata mengikuti urutan penyajian dan
kegiatan-kegiatan pembelajaran (task) yang telah
dirancang oleh penulis buku ajar, tanpa melakukan adaptasi yang berarti.
Penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan dapat dilakukan ke dalam bahan
ajar baik dalam pemaparan materi, tugas maupun evaluasi.
6. Pengintegrasian
Pendidikan Kewirausahaan melalui Kutur Sekolah
Budaya/kultur sekolah adalah suasana kehidupan sekolah dimana peserta didik
berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan sesamanya,
pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antar anggota kelompok masyarakat
sekolah.
Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan kewirausahaan dalam budaya
sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru,
konselor, tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta didik dan
mengunakan fasilitas sekolah, seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin,
komitmen dan budaya berwirausaha di lingkungan sekolah (seluruh warga sekolah
melakukan aktivitas berwirausaha di lingkungan sekolah).
7. Pengintegrasian
Pendidikan Kewirausahaan melalui Muatan Lokal
Mata pelajaran ini memberikan peluang kepada peserta didik untuk
mengembangkan kemampuannya yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan.
Oleh karena itu mata pelajaran muatan lokal harus memuat karakteristik budaya
lokal, keterampilan, nilai-nilai luhur budaya setempat dan mengangkat
permasalahan sosial dan lingkungan yang pada akhirnya mampu membekali peserta
didik dengan keterampilan dasar (life skill) sebagai bekal dalam kehidupan
sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Contoh anak yang berada di
ingkungan sekitar pantai, harus bisa menangkap potensi lokal sebagai peluang
untuk mengelola menjadi produk yang memiliki nilai tambah, yang kemudian
diharapkan anak mampu menjual dalam rangka untuk memperoleh pendapatan.
Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mulok, hampir sama dengan
integrasi pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam mata pelajaran
dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran pada semua mata pelajaran. Pada tahap perencanaan ini, RPP
dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya MULOK memfasilitasi untuk
mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan. Cara menyusun RPP MULOK yang
terintegrasi dengan nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan cara
mengadaptasi RPP MULOK yang sudah ada dengan menambahkan pada materi,
langkah-langkah pembelajaran atau penilaian dengan nilai-nilai kewirausahaan.
Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan
mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai kewirausahaan
sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya
melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan
selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip
ini peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat.
Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai kewirausahaan.
B. Perubahan dalam mengelola Madrasah/ Sekolah
2.2. Pentingnya Pendidikan Kewirausahaan Bagi Pelajar
Fenomena yang terjadi saat ini banyak sekali siswa ketika lulus sekolah mereka
hanya ingin menjadi seorang pegawai, ini terlihat dari hasil wawancara
dengan para siswa sekitar 75% menjawab akan melamar kerja, dengan kata lain
menjadi pegawai (karyawan), dan hanya sekitar 4% yang menjawab ingin
berwirausaha, dan selebihnya menjadi karyawan dan berwirausaha. Ini
menggambarkan betapa pola pikir untuk menjadi wirausaha di kalangan mahasiswa
masih sangat kecil.
Dari
hasil penelitian siswa sulit untuk mau dan mulai berwirausaha dengan alasan
mereka tidak diajar dan dirangsang untuk berusaha sendiri, dan factor yang
tidak kalah pentingnya adalah tidak ada atau sulitnya memiliki modal untuk
berwirausaha, dan mereka kurang mampu dan mau menciptakan lapangan kerja
sendiri.
Dalam
hal ini pendidikan kewirausahaan (entrelpreneurship) sangat penting dan
diharapkan mampu menciptakan jiwa-jiwa wirausaha, sehingga mereka mampu mandiri
dan menciptakan lapangan kerja yang setiap tahun terus bertambah, Untuk itu, dibutuhkan peran dunia pendidikan termasuk Sekolah
Menengah Kejuruan untuk senantiasa membangun dan mengarahkan kemampuan serta
minat para lulusan untuk bergerak dan mengembangkan kewirausahaan sehingga
lapangan pekerjaan yang sedikit tidak menjadi masalah bagi para lulusan, karena
mereka sudah mampu untuk menjalankan usahanya sendiri.
2.3. Pengembangan Kewirausahaan Bagi Pelajar
Program
penguatan untuk mendorong aktivitas berwirausaha dan percepatan pertumbuhan
wirausaha baru telah dicanangkan pemerintah. Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi telah mengembangkan beragam program kewirausahaan. Pada tahun 2009,
dalam hal ini banyak sekali perusahaan-perusahaan swasta yang menjembatani para
pelajar memasuki dunia bisnis rill melalui fasilitas-fasilitas bisnis yang ada.
Disisi lain, aktivitas ekstra kurikuler pelajar yang sistematik juga dapat
membangun motivasi dan sikap mental kewirausahaan. Pembinaan pelajar dalam
berbagai kegiatan minat dan bakat, keilmuan, kesejahteraan atau keorganisasian
lainya mampu memberikan keterampilan untuk berwirausaha. Sebagai para tokoh
politik , CEO atau dalam unit pers ( koran sekolah ) juga sukses menjadi
wirausaha dalam industri penerbitan. Misalnya pelajar tim tata boga menjadi tim
kreatif penjualan makanan dan kue-kue ringan. pelajar teknik informatika
menjadi wirausaha design grafis. Pelajar pemasaran menjadi pemasar dalam produk
wirausaha yang dikelola oleh pelajar bidang boga. Pembinaan tersebut mampu
melahirkan kreatifitas dan inovasi sebagai energi utama kewirausahaan.
Pengalaman dan manfaat ekonomi bisnis tersebut digunakan untuk mengembangkan
jiwa kewirausahaan yang ada dikalangan pelajar.
2.4. Pengembangan Kewirausahaan dilingkungan Sekolah
Pengembangan
diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian
integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri merupakan
upaya pembentukan karakter termasuk karakter wirausaha dan kepribadian peserta
didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan
masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir,
serta kegiatan ekstra kurikuler.
Pengembangan
diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan pengembangan kompetensi dan
kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Pengembangan diri
bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi
dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi sekolah/madrasah.
Pengembangan
diri secara khusus bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam mengembangkan:
bakat, minat, kreativitas, kompetensi, dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan
kehidupan keagamaan, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan
perencanaan karir, kemampuan pemecahan masalah, dan kemandirian. Pengembangan
diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan terprogram
direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak terprogram dilaksanakan secara
langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah/madrasah yang diikuti
oleh semua peserta didik. Dalam program pengembangan diri, perencanaan dan
pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dapat dilakukan melalui pengintegrasian
kedalam kegiatan sehari-hari sekolah misalnya kegiatan ‘business day’ (bazar,
karya peserta didik, dll).
2.5. Pendidikan Kewirausahaan Dalam Membangun Motivasi Pelajar
Motivasi
adalah proses membangkitkan, mengarahkan dan memantapkan perilaku arah suatu
tujuan. Motivasi merupakan hal yang melatar belakangi individu berbuat untuk
mencapai tujuan tertentu. Motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan
berbagai upaya dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Motivasi dapat dicermati
dari ketegangan yang dialami oleh individu, semakin besar ketegangan, semakin
tinggi tingkat upaya yang ditunjukkan individu dalam mencapai tujuannya.
Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau
menggerakkan. Pentingnya motivasi adalah karena motivasi adalah hal yang
menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja
giat dan antusias mencapai hasil yang optimal (Hasibuan, 2005).
Dalam
berwirausaha peran motivasi, terutama motivasi untuk berhasil menjadi sangat
penting. Sebab di dalam motivasi terdapat sejumlah motif yang akan menjadi
pendorong (drive/stimulus) tercapainya keberhasilan. Apalagi di dalam motivasi
berwirausaha diperlukan daya juang untuk sukses, mau belajar melihat
keberhasilan orang lain, memiliki dorongan kuat untuk mengatasi semua kendala
dalam berwirausaha. Pasalnya, keberhasilan berwirausaha tidak dengan seketika
diperoleh. Itu sebabnya bagi para pemula atau pebisnis kawakan aspek-aspek yang
disebutkan tadi penting dimiliki dan menjadi modal untuk meraih sukses. Jadi,
motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas
tertentu demi mencapai tujuan tertentu. Sebab sejumlah motif akan membentuk
menjadi motivasi yang bersumber dari kebutuhan individu. Oleh karena itu, untuk
memahami motivasi perlu untuk memahami berbagai jenis kebutuhan.
Siswa
yang memiliki motivasi berwirausaha tinggi, berarti mempunyai kemauan untuk
berhasil dalam berwirausaha. Dengan pertimbangan siswa-siswi belum terjun
secara aktif dalam kegiatan wirausaha sehingga tidaklah mungkin mengukur
perilakunya dalam berwirausaha dan dengan asumsi bahwa sikap berwirausaha
sangat dekat dengan perilaku dalam bidang berwirausaha, maka berdasarkan teori
dan hasil-hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan
bahwa motivasi berwirausaha mempengaruhi sikap berwirausaha.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
· Wirausaha
adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam
menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang,
menentukan mengelola, mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan
adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang
sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.
· Pendidikan
kewirausahaan merupakan salah satu bentuk aplikasi kepedulian dunia pendidikan
terhadap kemajuan bangsanya. Di dalam pendidikan kewirausahaan diperlihatkan di
antaranya adalah nilai dan bentuk kerja untuk mencapai kesuksesan.
· Pendidikan
kewirausahaan di sekolah bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh
(holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan
sebagai wirausaha.
3.2.Saran
Pendidikan kewirausahaan sangatlah penting bagi wirausaha, agar mereka tidak
meraba-raba dalam melakukan bisnis mereka. Dengan adanya pendidikan maka mereka
akan mempertimbangkan semua yang akan mereka lakukan dengan matang. Pendidikan
akan membentuk para wirausahawan atau pebisnis yang handal dan tangguh. Siap
menghadapi tantangan yang akan mereka hadapi. Besar kecilnya resiko akan mereka
pertinmbangkan matang-matang, melakukan segala hal dengan petunjuk yang mereka
ketahui tanpa adanya kebimbangan yang tidak pasti.
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar:
Post a Comment