Monday, May 07, 2018

Model Pembelajaran Pertemuan Kelas ( Classroom Meeting)


MODEL PERTEMUAN KELAS
1.      Tujuan dan asumsi
Giaser dalm Joyce dan Weil (1986:205) bertolak dalm pemikiran bahwa pada umumnya masalah- masalah kemanusiaan merupakan kagagalaan dari fungsi sosial dalam kerangka pemenuhan kebutuhan dasar untuk dicintai dan dihargai. Kedua kebutuhan ini berakar pada hubungan antarmanusia sesuai dengan norma kehidupan kelompok. Di dalam kelas, rasa cinta tercermin dalam bertuk tanggung jawab sosial untuk saling membantu dan saling memperhatiakn satu sama lain. Diyakini dahwa sekolah telah gagal bukan dalam menampilkan profil akademis, tetapi di dalam memperkuat hubungan yang penuh dengan kehangatan, konstruktif, dan untuk mencapai keberhasilan. Rasa dicintai dan mencintai bagi sebagian manusia akan melahirkan rasa memiliki harga diri.
Asumsi kedua, berdasarkan konsep terapi dalam perubahan perilaku. Metode terapi yang bersifat tradisional seriang bersifat tidak realistik sebagaii akibat dari tidak fungsionalnya perilaku. Glasser berusaha untuk memperbaiki penampilan dan memenhi kebutuhan dengan cara membantu orang lain mengenai apa yang nyata, bertanggung  jawab dan yang mana yang banar. Tujuan dari terapi ini ialah meningkatkan kemapuan untuk memenuhi kebutuhan emosional  orang lain untuk merasa berharga, dicintai dan memiliki indentitas.
2.        Sintakmatik
Model ini memiliki enam tahap sebagai berikut.
Tahap pertama: membangung iklim keterlibatan
a.       Mendorong siswa untuk berpartisipasi dan berbicara untuk dirinya sendiri; dan
b.      Berbagi pendapat tanpa saling menyalahkan atau menilai
Tahap kedua:  menyajikan masalah untuk didiskusikan
a.       Siswa atau pengajar membawa isu atau masalah;
b.      Memaparkan masalah secara utuh;
c.       Mengidentifikasi akibat yang mungkin timbul; dan
d.      Mengidentifikasi norma sosial;
Tahap ketiga: membuat keputuan nilai personal
a.       Mengidentifikasi nilai yang ada di balik masalah perilaku dan norma sosial ; dan
b.      Siswa membuat kajian personal tentang norma yang harus diikuti sesuai dengan nilai yang di miliki.
Tahap keempat: mengidentifikasi pilihan tindakan
a.       Siswa mendiskusikan berbagai pilihan atau altenatif perilaku;
b.      Siswa bersepakat tentang pilihanny iitu;
Tahap kelima :membuat komentar
Siswa menbuat komentar secara umum
              Tahap keenam: tindak lanjut perilaku
                  Setelah periade tertentu, siswa menguji efektivitas dari komitmen dan operilaku baru itu.
3.      Sistem sosial
Model pertemuan kelas ini diorganisaskan secara terstruktur sedang. Kepemimpinan, yakni tanggung jawab untuk membimbing interksi melelui tahap- tahap tersebut terletak pada tangan pengajar. Walaupun demikian, diharapkan pula siswa dapat mengambil inisatif dalam memilih topik diskusi setelah mengambil beberapa aktivitas. Walau tanggung jawab ada pada tangan pengajar, keputusan moral terletak pada diri siswa apa yang dikemukakan oleh pengajar pada saat mendengarkan pemaparan kajian nilai, tidaklah menentikan.
4.      Prinsip reaksi
Perilaku pengajar dibimbing oleh tiga prinsip, yaiti:
a.       Prinsip melibatkan siswa dengan menumbuhkan suasana yang hangat, personal, menarik, dan hubungan yang peka antara siswa dan pengajar;
b.      Melalui sikap tidak saling menentukan, pengajar harus dapat menerima tanggung jawab untuk mendiagnosis perilaku siswa; dan
c.       Kelas sebagai satu kesatuan memilih dan mengikuti alternatif perilaku yang ada.
5.      Sistem pendukung
Hal yang diperlukan untuk melaksanakan model ini ialah pengajar yang memiliki kepribadian hangat dan terampil dalm mengelola  hubungan interpersional diskusi kolompok. Ia juga harus mampu menciptakan iklim kelas yang teerbuka dan tidak bersifat defensif atau selalu bertahan diri dan pada saat yang bersamaan ia mampu membimbing  kolompok menuju penilaian perilaku, komitmen dan tindak lanjut dari perilaku itu.
6.      Dampak instruksional dan pengiring
Dampak instruksional dan pengiring dari model ini adalah:
a.       Dampak instruksional
Ø  Kemandirian dan pengarahan diri
Ø  Pencapaian tujuan dan evaluasi
b.      Dampak pengiring
Ø  Keterbukaan dan keutuhan
ket. Satu sama lain memelihara pertumbuhan akademis
untuk kepenting praktis model tersebut dapat diadaptasiakan dalam bentuk kerangka operasional sebagai berikut:
                                               Model Pertemuan Kelas
Kegiatan pengajar
Langkah pokok
Kegiatan siswa
·         Ciptakan situasi yang kondusip
Menciptakan suasana yang baik
·         Melibatkan diri dalam situasi
·         Pancing munculnya masalah
Menyajiakan masalah
·         Kemukakan masalah; dan
·         Paparkan konteks masalah
·         Paparkan konteks masalah
Membuat keputusan nilai personal
·         Buat keputusan nilai terkait masalah
·         Identifikasi nilai di balik tindakan
Mengidentifikasi pilihan tindakan
·         Pilih alternatif tindakan terbaik
·         Pancing munculnya alternatif tindakan; dan
·         Pancing siswa
Memberi komentar
·         Beri komentar umum
·         Kaji komimen siswa terhadap
Menetpkan tindak lanjut
·         Tunjukan komitmen terhadap

0 komentar:

Post a Comment