MODEL PERTEMUAN KELAS
1.
Tujuan dan asumsi
Giaser dalm Joyce dan Weil (1986:205) bertolak dalm pemikiran bahwa pada
umumnya masalah- masalah kemanusiaan merupakan kagagalaan dari fungsi sosial
dalam kerangka pemenuhan kebutuhan dasar untuk dicintai dan dihargai. Kedua
kebutuhan ini berakar pada hubungan antarmanusia sesuai dengan norma kehidupan
kelompok. Di dalam kelas, rasa cinta tercermin dalam bertuk tanggung jawab
sosial untuk saling membantu dan saling memperhatiakn satu sama lain. Diyakini
dahwa sekolah telah gagal bukan dalam menampilkan profil akademis, tetapi di
dalam memperkuat hubungan yang penuh dengan kehangatan, konstruktif, dan untuk
mencapai keberhasilan. Rasa dicintai dan mencintai bagi sebagian manusia akan
melahirkan rasa memiliki harga diri.
Asumsi kedua, berdasarkan konsep terapi dalam perubahan perilaku. Metode
terapi yang bersifat tradisional seriang bersifat tidak realistik sebagaii
akibat dari tidak fungsionalnya perilaku. Glasser berusaha untuk memperbaiki
penampilan dan memenhi kebutuhan dengan cara membantu orang lain mengenai apa
yang nyata, bertanggung jawab dan yang
mana yang banar. Tujuan dari terapi ini ialah meningkatkan kemapuan untuk
memenuhi kebutuhan emosional orang lain
untuk merasa berharga, dicintai dan memiliki indentitas.
2.
Sintakmatik
Model
ini memiliki enam tahap sebagai berikut.
Tahap pertama: membangung iklim
keterlibatan
a.
Mendorong siswa untuk berpartisipasi dan
berbicara untuk dirinya sendiri; dan
b.
Berbagi pendapat tanpa saling menyalahkan atau
menilai
Tahap kedua: menyajikan masalah untuk didiskusikan
a.
Siswa atau pengajar membawa isu atau masalah;
b.
Memaparkan masalah secara utuh;
c.
Mengidentifikasi akibat yang mungkin timbul; dan
d.
Mengidentifikasi norma sosial;
Tahap ketiga: membuat keputuan
nilai personal
a.
Mengidentifikasi nilai yang ada di balik masalah
perilaku dan norma sosial ; dan
b.
Siswa membuat kajian personal tentang norma yang
harus diikuti sesuai dengan nilai yang di miliki.
Tahap keempat:
mengidentifikasi pilihan tindakan
a.
Siswa mendiskusikan berbagai pilihan atau
altenatif perilaku;
b.
Siswa bersepakat tentang pilihanny iitu;
Tahap kelima :membuat komentar
Siswa menbuat komentar secara umum
Tahap keenam: tindak lanjut
perilaku
Setelah periade tertentu,
siswa menguji efektivitas dari komitmen dan operilaku baru itu.
3.
Sistem sosial
Model
pertemuan kelas ini diorganisaskan secara terstruktur sedang. Kepemimpinan,
yakni tanggung jawab untuk membimbing interksi melelui tahap- tahap tersebut
terletak pada tangan pengajar. Walaupun demikian, diharapkan pula siswa dapat
mengambil inisatif dalam memilih topik diskusi setelah mengambil beberapa
aktivitas. Walau tanggung jawab ada pada tangan pengajar, keputusan moral
terletak pada diri siswa apa yang dikemukakan oleh pengajar pada saat
mendengarkan pemaparan kajian nilai, tidaklah menentikan.
4.
Prinsip reaksi
Perilaku
pengajar dibimbing oleh tiga prinsip, yaiti:
a.
Prinsip melibatkan siswa dengan menumbuhkan
suasana yang hangat, personal, menarik, dan hubungan yang peka antara siswa dan
pengajar;
b.
Melalui sikap tidak saling menentukan, pengajar
harus dapat menerima tanggung jawab untuk mendiagnosis perilaku siswa; dan
c.
Kelas sebagai satu kesatuan memilih dan
mengikuti alternatif perilaku yang ada.
5.
Sistem pendukung
Hal
yang diperlukan untuk melaksanakan model ini ialah pengajar yang memiliki
kepribadian hangat dan terampil dalm mengelola
hubungan interpersional diskusi kolompok. Ia juga harus mampu
menciptakan iklim kelas yang teerbuka dan tidak bersifat defensif atau selalu
bertahan diri dan pada saat yang bersamaan ia mampu membimbing kolompok menuju penilaian perilaku, komitmen
dan tindak lanjut dari perilaku itu.
6.
Dampak instruksional dan pengiring
Dampak
instruksional dan pengiring dari model ini adalah:
a.
Dampak instruksional
Ø
Kemandirian dan pengarahan diri
Ø
Pencapaian tujuan dan evaluasi
b.
Dampak pengiring
Ø
Keterbukaan dan keutuhan
ket. Satu sama lain memelihara pertumbuhan akademis
untuk kepenting
praktis model tersebut dapat diadaptasiakan dalam bentuk kerangka operasional
sebagai berikut:
Model Pertemuan Kelas
Kegiatan pengajar
|
Langkah pokok
|
Kegiatan siswa
|
·
Ciptakan situasi yang kondusip
|
Menciptakan suasana
yang baik
|
·
Melibatkan diri dalam situasi
|
·
Pancing munculnya masalah
|
Menyajiakan masalah
|
·
Kemukakan masalah; dan
·
Paparkan konteks masalah
|
·
Paparkan konteks masalah
|
Membuat keputusan
nilai personal
|
·
Buat keputusan nilai terkait masalah
|
·
Identifikasi nilai di balik tindakan
|
Mengidentifikasi
pilihan tindakan
|
·
Pilih alternatif tindakan terbaik
|
·
Pancing munculnya alternatif tindakan; dan
·
Pancing siswa
|
Memberi komentar
|
·
Beri komentar umum
|
·
Kaji komimen siswa terhadap
|
Menetpkan tindak
lanjut
|
·
Tunjukan komitmen terhadap
|
0 komentar:
Post a Comment