Monday, May 14, 2018

PTK BAB II Landasan Teori tentang PAI dan Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK)


Dalam BAB II yaitu Landasan Teori dalam Penulisan Skripsi Jenis PTK terdiri dari beberapa Sub judul diantaranya :
1. Landasan Teori
2. Hasil
3. Hipotesis Tindakan




BAB II
LANDASAN TEORI

A.      Landasan Teori 
1.        Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
a.     Pengertian Belajar dan Pembelajaran
              Belajar ialah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap. Belajar dikatakan berhasil manakala seseorang mampu mengulangi kembali materi yang telah dipelajarinya kemudian yang telah dipelajari itu mampu disampaikan dan diekspresikan dalam bahasa sendiri. (Sagala, 2003:13)
              Belajar juga membutuhkan waktu dan tempat, belajar disimpulkan terjadi apabila tampak tanda-tanda bahwa perilaku manusia berubah sebagai akibat terjadinya proses pembelajaran. Perhatian utama dalam belajar adalah kemampuan untuk menangkap informasi mengenai ilmu pengetahuan yang diterima dalam belajar.
             Wina Sanjaya (2006: 110) mengungkapkan bahwa belajar adalah proses perubahan melalui suatu kegiatan latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. Belajar juga merupakan proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku individu itu sendiri.
Menurut Nana Sudjana (1986: 28) belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, melihat, mengamati dan memahami sesuatu. Oemar Hamalik (1993: 37) berpendapat belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Sedangkan menurut Slameto (1995: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi terhadap lingkungannya.
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang diarahkan pada tujuan mengubah tingkah laku dalam berfikir, bersikap dan berbuat pada individu yang belajar.
            Sedangkan pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasi, latar belakang akademisinya. (Sagala, 2003: 61)
            Bahan pelajaran dalam proses pembelajaran hanya merupakan perangsang tindakan pendidik atau guru, juga hanya merupakan tindakan memberikan dorongan dalam belajar yang tertuju pada pencapaian tujuan belajar. (Sagala, 2003: 61)
            Pembelajaran menurut Dimiyati dan Mudjiono dalam Sagala (2003: 62) adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

b.             Pengertian Pendidikan Agama Islam
1)             Pendidikan Agama Islam
                  Menurut Fadjar (1999:157) Terdapat perbedaan yang cukup mendasar antara tujuan “Pendidikan Agama” dengan “Pendidikan Keahlian”. Tujuan pendidikan Agama lebih merupakan suatu upaya untuk “membangkitkan intuisi agama dan kesiapan dalam mencapai pengalaman transendental”.
            Menurut Sistem Pendidikan Nasional (2003:29) Dalam sejarah pendidikan Islam maupun dalam studi kependidikan, sebutan “Pendidikan Islam” umumnya dipahami sebatas sebagai “ciri khas” jenis pendidikan yang belatar belakang keagamaan. Demikian pula batasa yang ditetapkan didalam undang – undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 tentang sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional), istilah pendidikan agama islam ini disebut dengan “Pendidikan Keagamaan / Pendidikan Agama”.
         Pasal 30 ayat (2) menyebutkan: “pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai- nilai ajaran agamanya dan/ atau menjadiahli ilmu agama”.
       Istilah Pendidikan  Islam menurut Fadjar (1999:3) lebih terperinci yaitu pertama, jenis pendidikan yang pendirian dan penyelenggaraannya didorong oleh hasrat dan cita-cita  untuk mengimplentasikan nilai-nilai Islam baik yang tercermin dalam nama lembaganya maupun dalam kegiatan- kegiatan yang diselenggarakannya. Dala konteks ini, kata Islam ditempatkan sebagai sumber nilai yang akan diwujudkan dalam seluruh kegiatan pendidikannya. Kedua, jenis pendidikan yang memberikan perhatian dan sekaligus menjadikan ajaran islam sebagai pengetahuan untuk program studi yang diselenggarakannya. Disini kata Islam ditempatkan sebagai bidang studi, sebagai ilmu diperlakukan seperti ilmu yang lain. Ketiga, jenis pendidikan yang mencakup kedua pengertian itu. Dalam hal ini, Islam ditempatkan sebagai sumber nilai dan sebagai studi yang ditawarkan melalui program studi yang diselenggarakannya.
      Selanjutnya, menurut Sutedjo  (1996:24) dari pengertian pendidikan Islam tersebut, kiranya dapat dipahami bahwa keberadaan pendidikan Islam tidak sekedar menyangkut persoalan ciri khas, melainkan lebih mendasar lagi yaitu tujuan yang diidamkan dan diyakini sebagai yang paling ideal. Atau dalam pembahasan filsafatnya diistilahkan sebagai “Insan Kamil” atau “Muslim Paripurna” . Sedangkan Pendidikan Agama Islam sering diberi batasan pengertian yaitu: “(1) penyelenggaraan pendidikan yang memberikan materi atau mata pelajaran agama; (2) pendidikan agama sebagai lembaga pendidikan pada madrasah atau sejenisnya”.
           Selanjutnya, menurut Ensiklopedi Islam jilid ll (2002:201) tujuan pendidikan Islam adalah manusia yang baik yaitu terbentuknya orang yang berkepribadian muslim. Artinya manusia yang berakhlak mulia yaitu menjadikan seluruh manusia menjadi manusia yang menghambakan dirinya kepada Allah dalam rangka beribadah kepada sang pencipta (Allah SWT).
        Menurut Ensiklopedi Islam jilid ll (2003:201) pendidikan Islam sebagai ilmu berarti pengetahuan, merupakan lawan kata jahl yang berarti ketidaktahuan atau kebodohan. “ilmu” biasa disepadankan dengan kata Arab lain yaitu ma` rifah (pengetahuan), fiqh (pemahaman), hikmah (kebijaksanaan), dan syu`ur (perasaan).
        Ilmu itu sendiri dibagi menjadi  dua bagian, yang menurut Aj- jarzani (1999: 155) yaitu (1)Ilmu fi`li yaitu apa-apa yang tidak diambil yang lain. (2) Ilmu anfa`ani yaitu apa-apa yang diambil dari selain itu.
      Selanjutnya Sutedjo (1996:129) memberikan definisi tentang pendidikan Islam, yaitu: “usaha bimbingan dan pembinaan dalam memahami dan menghayati serta mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi manusia yang taqwa dan warga negara yang baik” . Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam berperan membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT., menghayati dan mengamalkan ajarannya dalam kehidupan sehari- hari baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat, mempertiggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan, dan cinta tanah air dan tumbuh rasa tanggung jawab dalam pembangunan bangsa. Munurut tafsir (2008:46) selantutnya, tujuan Pendidikan Islam adalah manusia yang baik yaitu terbentuknya orang yang berkepribadian muslim. Artinya manusia yang berakhlak mulia yaitu menjadikan seluruh manusia menjadi manusia yang menghambakan dirinya kepada Allah dalam rangka beribadah kepada sang pencipta (Allah SWT).
       Batasan Pendidikan Agama Islam bila diuraikan berdasarkan frase masing- masing meliputi: kata pendidikan itu sendiri  bila dilihat dari segi individual dapat diartikan sebagai: “proses bimbingan dan pengarahan yang dilakukan oleh pendidik terhadap anak didik ke arah pertumbuhan dan perkembangan kemampuan dasar atau pembawaan sampai ke titik optimal”. Kemudian pertumbuhan dan perkembangaan itu berlangsung secara bertahap berdasarkan atas hukum, yakni perkembangan kesatuan organis yang menganggap dahwa perkembangan munusia itu berlangsung secara menyeluruh baik fungsi- fungsi fisiologisnya yang satu sama lain saling berkaitan.
       Hukum perkembangan itu disebut juga hukum tempo, yakni yang menyatakanbahwa setiap manusia berbeda kecepatan perkembangan baik yang berkaitan dengan fungsi psikologi (kejiwaan) maupun fisiologisnya (jasmaniah). Kadang-kadang salah satu fungsi psiologisnya berkembang lebih cepat dari pada fungsi fisiologisnya ataupun sebaliknya.
         Kemudian bila dilihat dari segi sosial-kultiral, maka pendidikan berarti proses kebudayaan manusia melalui nilai-nilai kultural masyarakat dengan cara tanfer (pengalihan) atau transformasi (pengubahan) untuk diwariskan kepada generasi yang lebih muda.
         Baik dilihat segi individual ataupun sosial- kultural seperti yang sudah diuraikan diatas, maka dapat diambil suatu pengertian bahwa pendidikan itu adalah aktivitas yang dilakukan (proses) secara sadar untuk menyiapkan peserta didik (generasi yang lebih muda) meelalui bimbingan ke arah pertumbuhan perkembangan sampai ke titik optimal. Operasional dari segala aktivitas adalah proses belajar mengajar. Kata agama dalam bahasa Arab disebut dengan dien yang mengandung arti taat dan balasan. Kata dien diartikan dengan agama karena agama itu menjadi sebab bagi pembalasan dari segala perbuatan manusia di dunia.
            Pengetian dien yang mashur dikalangan Islam yaitu : “Undang – undang Tuhan yang mendorong orang- orang yang berakal sehat dengan ikhtiar mereka kepada kebaikan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat”. Pengertian ini meliputi  I`tiqad (kepercayaan). Budi pekerti, (akhlak) dan amal soleh (amal kebajikan).
       Definisi Ad- dien juga memberikan pengertian, bahwa kepercayaan yang dianut oleh seseorang tiada berguna bagi dirinya jika tidak di sertai amal-amal kebajikan. Sebaliknya amal kebajikan itu akan sia-aia bila tidak didaserkan atas kepercayaan batin yang luhur dan murni. Jadi, antara kepercayaan batin dengan amal soleh dengan berpautan antara ilmu dan amal (teori dan praktik) dimana antara yang satu dengan yang lainnya lengkap melengkapi dan isi menisi.
      Sedangkan menurut Sutedjo (1996:129) yang menjadi ciri-ciri umum dari pada agama ialah: “(1) kepercayaan manusia kepada yang maha gaib; (2) hubungan manusia dengan yang maha gaib dengan melakukan upacara (ritus), peribadatan dan permohonan; (3) adanya ajaran tentang yang maha gaib.”
        Dari uraian diatas dapatlah diambil satu pengertian bahwa yang dimaksud denga pendidikan agama islam adalah aktivitas atau usaha secara sadar memberikan bimbingan, pembinaan dan pengarahan orang yang berakal sehat (anak didik) dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT., berbudi pekerti yang baik, berbuat kebaikan untuk kehidupan didunia dan kebahagiaan di akhirat.
        Dengan demikian pengertian Pendidikan Agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan tentang anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life); Pendidikan Agama Islam  ialah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan Agama Islam; dan Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah  selesai pendidikannya ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran- ajaran agama Islam yang telah dinyakininya secara menyeluruh, serta menjadi ajaran agama islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak

2)             Karakteristik Pendidikan Agama Islam
Menurut Arifin (1987:191) dalam pusat kurikulum depdiknas tujuan pendidikan agama islam adalah untuk menumbuhkan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam. Sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan kepada Allah SWT. Serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
  Menurut Abbudin (2010:77) karakteristik ajaran Islam dalam bidang agama disamping mengakui adanya pluralisme sebagai suatu penyataan, juga mengakui adanya univertisme, yaitu mengajarkan kepercayaan kepada tuhan dan hari akhir, menyuruh berbuat baik dan mengajak pada keselamatan. Dengan demikian karakteristik agama dalam visi keagamaannya bersifat toleran, pemaaf, tidak memaksakan, dan saling menghargai karena dalam pluralatas agama tersebut terdapat unsur kesamaan yaitu pengabdian tuhan.

3)        Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam
Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tempat tegaknya sesuatu. Dalam hubungannya dengan Pendidikan Agama Islam, dasar-dasar itu merupakan pegangan untuk memperkokoh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.( Abudinnata,2010: 57)
Adapun yang menjadi dasar dari Pendidikan Agama Islam adalah al-Qur’an yang merupakan kitab suci bagi kita umat Islam yang tentunya terpelihara keaslian nya dari tangan-tangan yang tak bertanggung jawab dan tidak ada keraguan di dalamnya, sebagaimana Firman Allah SWT dalam al-Qur’an yaitu surat al-Baqarah ayat 2.
ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
Artinya:
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa”(Q.S. al- Baqarah: 2)
Al-Qur’an sebagai kitab suci telah dipelihara dan dijaga kemurniannya oleh Allah SWT dari segala sesuatu yang dapat merusaknya sepanjang masa dari sejak diturunkannya sampai hari kiamat kelak, hal ini di terangkan dalam sebuah surat dalam al-Qur’an yaitu surah al-Hijr ayat 9.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ     
Artinya :
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”(Q.S al- Hijr: 9)
Al-Hadits merupakan perkataan ataupun perbuatan Nabi Muhammad SAW yang memberikan gambaran tentang segala sesuatu hal, yang juga dijadikan dasar dan pedoman dalam Islam, dan sebagai umat Islam kita harus mentaati apa yang telah di sunnahkan Rasulullah dalam Hadistnya, hal ini di jelaskan dalam al-Qur’an surat an-Nisa ayat 80.

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ ۖ وَمَنْ تَوَلَّىٰ فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا
Artinya :
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.”( Q.S An-Nisa : 80)
4)        Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah agar manusia memiliki keyakinan yang kuat dan dapat dijadikan sebagai pedoman hidupnya yaitu untuk menumbuhkan pola kepribadian yang bulat dan melalui berbagai proses usaha yang dilakukan. Dengan demikian tujuan Pendidikan Agama Islam adalah suatu harapan yang diinginkan oleh pendidik Islam itu sendiri. Zakiah Daradjad dalam Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam mendefinisikan tujuan Pendidikan Agama Islam sebagai berikut :
Tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu membina manusia beragama berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dan kejayaan dunia dan akhirat. Yang dapat dibina melalui pengajaran agama yang intensif dan efektif. (Darajat, 2012: 42)
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah sebagai usaha untuk mengarahkan dan membimbing manusia dalam hal ini peserta didik agar mereka mampu menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan mengenai Agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim, berakhlak mulia dalam kehidupan baik secara pribadi, bermasyarakat dan berbangsa dan menjadi insan yang beriman hingga mati dalam keadaan Islam.

5)             Fungsi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam mempunyai fungsi sebagai media untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, serta sebagai wahana pengembangan sikap keagamaan dengan mengamalkan apa yang telah didapat dari proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam. ( Ali, 2004: 132)
Dari pendapat diatas dapat diambil beberapa hal tentang fungsi dari Pendidikan Agama Islam yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
a)         Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah SWT yang ditanamkan dalam lingkup pendidikan keluarga.
b)       Pengajaran, yaitu untuk menyampaikan pengetahuan keagamaan yang fungsional
c)       Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat ber sosialisasi dengan lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.
d)      Pembiasaan, yaitu melatih siswa untuk selalu mengamalkan ajaran Islam, menjalankan ibadah dan berbuat baik.
Disamping fungsi-fungsi yang tersebut diatas, hal yang sangat perlu di ingatkan bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup bagi peserta didik untuk mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat.

6.        Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya. ( Daudali, 2004:111)
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-aspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.(Arsyad, 2013: 5)
Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah :
a)     Pengajaran Keimanan
Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun Islam.
b)   Pengajaran Akhlak
Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik.
c)    Pengajaran Ibadah
Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk ibadah dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah.
d)   Pengajaran Fiqih
Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada al-Quran, sunnah, dan dalil-dalil syar’i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
e)    Pengajaran Al-Quran
Pengajaran al-Qur’an adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca al-Qur’an dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.
f)    Pengajaran Sejarah Islam
Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam.

2.             Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
a.             Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi
       Sebagai mahluk sosial, manusia selalu ingin berhubungan dengan sesamanya. Hubungan itu terjalin melalui proses komunikasi. Berbincang- bincang, berkirim surat maupun, atau pun menelepon merupakan bentuk- bentuk komunikasi. Melakukan komunikasi berarti melakukan pertukaran informasi. Informasi adalah segala sesuatu yang mempunyai arti dan nilai bagi penerima informasi. (Sutedjo,2006 :2)
Komunikasi dapat berjalan dengan baik jika didukung oleh empat komponen komunikasi, yaitu pengirim imformasi, penerima imformasi, media komunikasi, dan bentuk komunikasi.
1)      Pengirim Informasi.
Ketika kalian bercakap-cakap atau melakukan kegiatan tanya jawab, setiap orang yang bertindak sebagai penanya ataupun penjawab dapat bertindak sebagai pengirim imformasi.
2)       Penerima Informasi.
Dalam kasus tanya jawab teman kalian yang sedang mendengarkan, juga kalian semua yang ikut duduk mendengarkan, adalah penerima imformasi.
3)       Media atau Sarana untuk Berkomunikasi.
Media komunikasi dalam kegiatan percakapan adalah suara. Selai suara kalinpaun dapat mengunakan media komunikasi yang lain. Misalnya tulisan.
4)       Bentuk Komunikasi.
Dalam kegiatan yang berupa percakapan, bentuk komunikasi yang dipakai adalah komunikasi lisan. Teman kalian yang aktif mencatat dipapan tulis  mengunakan bentuk komunikasi tertulis.
1.       Peralatan dan Teknologi Informasi
Peralatan teknologi informasi adalah segala alat untuk mengolah dan menyajikan imformasi.komputer juga termasuk alat komunikasi. Beberapa jenis komputer yang ada disekitar kita dan perlu kalian ketahui adalah: Komputer Personal (PC) merupakan peralatan utama dalam teknologi informasi. Laptop/Notebook yaitu bentuk lain dari komputer. Personal Digital Assistant (PDA) merupakan bentuk komputer yang lebih kecil lagi. ( sutedjo, 2006: 7)
2.       peralatan teknologi komunikasi
  Peralatan teknologi komunikasi adalah segala alat yang berfungsi untuk memindahkan imformasi dari satu tempat ke tempat yang lain.
a.       Telengram                                                                                                                             merupakan alat komunikasi jarak jauh yang terdiri atas dua bagian, yaitu Telegram
pengirim dan penrrima.
b.      Telepon                                                                                                                                 telepon berfungsi untuk mengirim dan menerima imformasi yang berupa suara.
c.       Radio                                                                                                                                                          Apakah kalian pernah mendengar siaran berita RRI( Radio Republik Indonesia) atau acara musik dari prambors? Siaran ini dapat kalian simak melalui pesawat radio.
d.      Televisi
Jika melalui pesawat radio kalian hanya dapat menangkap suara saja, maka lewar pesawat televisi kalian akan dapat melihat wajah si pemilik suara.
e.       Faksimile
Faksimile mempunyai kegunaan yang sama dengan telepon yakni menerima dan mengirim telepon.
f.       Satelit
Sateelit adalah alat komunikasi yang di letakan di luar angkasa.
g.      Telepon saluler (Ponsel) Handpone(HP)                                                                                      Satelit dan telepon seluler adalah alat untuk mengirim dan menerima sinyal komunikasi yang tidak di kirim dengan kabel.      
h.      Modem
Modem adalah alat yang berfungsi mengubah sinyal analog dari kabel telepon menjadi sinyal digital dan sebaliknya.

b.         Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan
1). Media berbasis komputer
a). Pengertian Media Berbasis Komputer
Media pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Guru menggunakan media pembelajaran untuk menyampaikan materi dan informasi pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran berkaitan erat dengan komponen pembelajaran. Media yang digunaakan oleh guru salah satunya media komputer. Pembelajaran berbasis komputer atau pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran merupakan pembelajaran yang memfungsikan software atau perangkat lunak komputer sebagai media untuk siswa berinteraksi dalam komputer dalam aktifitas pembelajaran baik dikelas maupun dirumah. (Rimawati, 2016:68)

b). Kararktersistik media pembelajaran berbasis komputer
Menurut Ega Rimawati ( 2016: 112) Media pembelajaran memiliki karakteristik masing- masing. Media pembelajaran memiliki fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan tujuan pembelajaran siswa. Media pembelajaran perlu dikelompokan berdasarkan sifat dan fungsinya terhadap pembelajaran. Media pembelajaran berbasis komputer memiliki karakteristik yang perlu di fahami oleh guru. Pemahaman tersebut agar guru memahami penggunaan media komputer untuk menyampaikan materi secara tepat. Karakteristik media pembelajaran berbasis komputer adalah sebagai berikut :
(1). Efektif
Media berbasis komputer digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Media pembelajaran berbasis komputer seharusnya tidak hanya menampilkan tampilan yang menarik siswa saja, namun tampilan harus ada keterkaitan dengan materi pembelajaran yang disampaikan. Dengan demikian media pembelajaran berbasis komputer efektif menunjang keberhasilan penyampaian materi pembelajaran.
(2). Menyesuaikan
Media pembelajaran berbasis komputer digunakan harus sesuai dengan karakteristik siswa. Guru harus memahami karakteristik siswa sebagai audiens. Siswa SD lebih menyukai warna- warna cerah dalam tapilan gambar maupun huruf. Sedangkan siswa SMP lebih menyukai tampilan-tampilan yang menggunakan gambar unik yang mewakili materi pembelajaran. Video dapat digunakan dalam menyampaikan materi bagi keduanya.
(3). Interaktif
Media pembelajaran berbasis komputer digunakan karena lebih interaktif daripada media pembelajaran lainnya. Kelebihan komputer terletak pada kemudahan proses interaksi pada saat pembelajaran berlangsung.kemampuan komputer lengkap dalam menampilkan gambar-gambar, animasi dan suara yang dapat manrik perhatian siswa. Interaksi antara siswa dengan pembelajaran dapat maksimal terapai menggunakan media pembelajaran berbasis komputer.
(4). Menarik Minat
Tidak bisa dipungkiri komputer merupakan salah satu media pembelajaran yang menarik minat para siswa. Komputer menyajikan tampilan yang menarik. Berbagai aplikasi dapat digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi melalui komputer. Pembelajaran dengan menggunakan komputer lebih memotivasi siwa. Salahsatu alasan yang membuat siswa senang dengan media komputer adalah tampilan yang tidak monoton. Salahsatu materi dengan materi yang disajikan dapat disajikan dengan tampilan yang berbeda.
(5). Terkonsep
Pada dasarnya guru juga senang menyampaikan materi pembelajaran menggunakan komputer, selain lebih efektif, pembelajaran menggunakan media komputer juga lebih terkonsep. Pembeljaran yang disampaikan dengan konsep yang baik.media pembelajaran berbasis komputer yang efektif harus memuat tujuan pembelajaran, menampilkan perintah, evaluatif dan feedback.

c). Jenis –jenis media pembelajaran berbasis komputer
Media pembelajaran berbasis komputer diharapkan dapat membangun situasi yang membantu siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam pembelajaran. Guru menggunakan komputer sebagai media pembelajaran salah satuya untuk mengatasi lambatnya pemahaman siswa terhadap konsep teori yang bersifat abstrak. Media pembeljaran berbasis komputer meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Media pembelajaran berbasis komputer merupakan cara sistematis yang diterapkan oleh guru. (Rimawati, 2016:71)
Media pembelajaran berbasis komputer merupakan suatu variasi pembelajaran terprogram. Komputer menyajikan materi pembelajaran sebagai pengganti buku teks atau biasa disebut dengan media komputer.pembelajarn berbasis komputer mempunyai ragam atau jenis. Jenis- jenis media pembelajaran berbasis komputer tersebut adalah sebagai berikut.(Arsyad, 2013 :149)
(1). Presentasi power point
Siapa tidak mengenal power point? Presentasi dengan menggunakan power point sudah umum digunakan baik oleh guru maupun siswa. Power point telah menggantikan peranan alat presentasi pada masa sebelumnya. Power point banyak disukai dan banyak digunakan karena berbagai kelebihannya. Power point merupakan media yang menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik,dan sound. Dengan demikian tampilan presentasi dibuat semakin menarik perhatian.
(2). Multimedia pembelajaran interaktif
Multimedia pembelajaran yang bersifat interaktif ini memiliki unsur- unsur media secara lengkap. Unsur – unsur tersebut terdiri dari animasi, video, sound, teks, dan grafis.multimedia interkatif memiliki berbagaimacam model. Macam –macam model multimedia pembelajaran interaktif tersebut adalah sebagai berikut:
(a). Model Drill
Model drill merupakan model multimedia yang memberikan sentuhan pengalaman belajar yang lebih nyata. Hal tersebut diwujudkan melalui penciptaan tiruan –tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya.
(b). Model Tutorial
Model tutorial merupakan model multimedia yang menggunakan perangkat lunak berupa program komputer. Model tutorial memuat isi materi pembelajaran.
(c). Model Simulasi
Model simulasi merupakan model multimedia yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit. Bentuk kongkrit tersebut ditampilkan melalui penciptaan tiruan –tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya.
(d). Model Games
Model games merupakan model multimedia yang berupa permainan. Model games dikembangkan berdasarkan atas prinsip belajar itu menyenangkan. Di dalam model games, siswa akan dihadapkan pada beberapa petunjuk dan aturan permainan yang menarik.

(3). Video pembelajaran
Video pembelajaran merupakan jenis media pembelajjaran berbasis komputer yang banyak digunakan para guru dalam menyampaikan materi pembelajaran video pebelajaran terdiri berupa unsur- unsur video pembelajaran adalah sebagai berikut.
Ø  . Rekaman
Video pembelajaran dapat berupa rekaman hasil aktifitas pembelajaran. Rekaman aktivitas pembelajaran memiliki fungsi yang penting bagi evaluasi pembelajaran.
Ø  Visualisasi
Video pembelajaran ditampilkan sebagai usaha untuk membimbing siswa lebih memahami sebuah meteri melalui visualisasi.
Ø  Prinsip Menonton
Video pembelajaran disajikan ke hadapan para siswa menggunakan prinsip yang serupa dengan menonton film. Hal ini tentu menarik perhatian siswa dan pembelajaran tidak terasa membosankan.
Ø  Sumber Video
Video pembelajaran ditampilkan sebagai media pembelajaran memiliki sumber yang jelas. Video dapat dibuat sendiri atau download dari segi situs share video.
Ø  Muatan Video
Video pembelajaran harus memiliki muatan sesuai materi pembelajaran. Sehingga sinkron antara materi dan video yang ditampilkan. Proses editing dapat dilakukan apabila diperlukan untuk menjaga kualitas isi.

(4). Internet
Internet merupakan media pembelajaran berbasis komputer yang berperan penting dalam proses pembelajaran. Email, chatting, video atau teleconference, blog, e- learning, web dan lain sebagainya merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan materi atau interaksi antara guru dan siswa menggunakan media komputer. Perkembangan teknologi komputer saat ini telah membentuk suatu jaringan yang dapat memberi kemungkinan bagi siswa untuk berinteraksi dengan sumber belajar secara luas.(Rimawati, 2016 : 122)

d). Kelebihan dan Kekurangan Media pembelajaran dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan belajar yang dimiliki oleh siswa. Berbagai strategi dan metode dapat digunakanuntuk merangcang dan memproduksi program multimedia yang efektif sebagai media pembelajaran interaktif melalui komputer. Pemanfaatan media komputer diharapkan meningkatkan kualitas pembelajaran dapat dilakukan hapir pada semua jenjang dan satuan pendidikan. Kelebihan dan kekurangan penggunaan media pembelajaran berbasis komputer adalah sebagai berikut.(Rimawati, 2016: 125)
(1). Kelebihan
               Media pembelajaran berbasis komputer memiliki beberapa kelebihan yang perlu diketahui. Kelebihan dari media pembelejaran berbasis komputer yang dimaksud diantaranya adalah sebagai berikut.
(a).  Media komputer membantu siswa belajar sesuai dengan kemampuan.
(b).  Media komputer membantu siswa mengukur kecepatannya dalam memahami    pen   getahuan dan imformasi yang ditayangkan sesuai materi pembelajaran.
(c).  Media komputer dalam proses pembelajaran meningkatkan kontrol siswa terhadap aktivitas belajarnya.
(d).  Media komputer membantu siswa menentukan tahapan dalam proses pembelajaran.
(e). Media komputer membantu siswa mendapat keleluasaan untuk menentukan kecepatan  belajar dan memilih urutan kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan.
(f). Media komputer dapat menayangkan kembali imformasi yang diperlukan oleh siswa.sehingga siswa yang memiliki keterlambatan dalam menerima materi menjadi sangat terbantu.
(g). Media komputer dapat menciptakan iklim belajar yang efektif dagi siswa yang lambat menangkap materi pembelajaran.
(h). Media komputer dapat diprogram agar mampu diberikan umpan balik terhadap hasil belajar.
(i).  Media komputer dapat membantu memberikan pengukuhan terhadap prestasi belajar siswa.
(j). Media komputer memiliki kemampuan merekam hasil belajar siswa.
(k). Media komputer dapat diprogram untuk memeriksa dan memberikan skor hasil belajar secara otomatis. Hal ini sangay membantu dalam proses pembelajaran.
(l). Media komputer dirancang agar dapat memberikan saran bagi siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
(m). Media komputer memiliki kemampuan dalam mengintegrasikan komponen warna, musik, dan animasi grafik.
(n). Media komputer dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar dengan penggunaan waktu dan biaya yang relatif kecil.
(o). Media komputer dapat memudahkan proses belajarsiswa. Siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja.

(2). Kekurangan
               Media pembelajaran berbasis komputer memiliki beberapa kekurangan yang perlu diketahui. Kekurangan dari media pembelajaran berbasis komputer yang dimaksud diantaranya asalah sebagai berikut.
(a). Membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus tentng komputer sebelum menggunakannya.
(b).  Keragaman ragam komputer (perangkat keras) sering menyebabkan program (software) yang tersedia untuk satu model tidak cocok atau tidak kompatibel dengan model lainnya.
(c). Program yang tersedia saat ini belum memperhitungkan kreatifitas sisw, sehingga hal tersebut tentu tidak akan dapat mengembangkan kreatifitas siswa.
(d). Komputer hanya efektif bila digunakan oleh satu orang atau beberapa orang dalam kelompok kecil. Untuk kelompok yang lebih besar diperlukan tambahan peralatan lain yang mampu memproyeksikan pesan- pesan di monitor ke layar lebih besar.
(e). Biaya pengadaan dan pengembangan program komputer yang tinggi. Terutama pada komputer yang dirancang khusus untuk sarana pembelajaran.
(f). Biaya relatif tinggi untuk pengadaan, pemeliharaandan perawatan komputer yang meliputi perangkat keras atau hardware.
(g). Compatability dan incompability antara hardware dan software, penggunaan sebuah program komputer biasanya memerlukan perangkat keras dengan spesifikasi yang sesuai.
(h). Pengembangan perangkat lunak yang relatif mahal untuk saat ini.

B.       Hasil Belajar
1.    Pengertian Hasil Belajar
Hasil diartikan bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi peserta didik dan dari sisi guru. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.
Hasil belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru” (Depdiknas, 2005: 391). Hasil belajar juga diartikan sebagai apa-apa yang dicapai oleh peserta didik setelah melakukan kegiatan pembelajaran (Kamal, 2006: 151).
Menurut Sudjana (2010: 22), “Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar”. Hasil belajar erat kaitannya dengan perubahan tingkah laku seseorang setelah melakukan proses belajar. Proses perubahan tingkah laku tersebut berdasarkan hal-hal yang di temui dan dialami dari praktik, observasi maupun pengalaman tertentu.
Menurut Slameto (1995: 2) “Hasil belajar adalah hasil dari suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”
Menurut Suprijono (2009: 7) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.
Menurut Horward Kingsley (dalam Sudjana, 2010: 22) membagi tiga macam hasil belajar, yaitu:
a.    Keterampilan dan kebiasaan;
b.    Pengetahuan dan pengertian;
c.    Sikap dan cita-cita;
Masing-masing jenis hasi belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Suprijono (2011:5) juga menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:
1)   Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
2)   Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempersentasikan konsep dan lambang.
3)   Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.
4)   Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otamatisme gerak jasmani.
5)   Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
            Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan  hasil usaha belajar yang dicapai seorang peserta didik berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademik di sekolah pada jangka waktu tertentu yang dicatat pada setiap akhir semester di dalam bukti laporan yang disebut rapor.   
2.         Tipe-tipe Hasil Belajar
Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2010: 22) klasifikasi tipe hasil belajar terbagi dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
a.    Ranah Kognitif 
       Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek tipe hasil belajar, yaitu:
1)   Tipe Hasil Belajar Pengetahuan atau Ingatan.
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual di samping pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dalam undang-undang, nama-nama tokoh, nama-nama kota. Dilihat dari segi proses belajar, istilah-istilah tersebut memang perlu dihafal dan diingat agar dapat dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemahaman-pemahaman konsep-konsep lainnya. Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah yang paling rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasarat bagi tipe hasil belajar berikutnya. Hafal menjadi prasarat bagi pemahaman.
2)   Tipe Hasil Belajar Pemahaman
            Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya, menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.
Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu:
a)        Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.
b)        Pemahaman penafsiran, yaitu menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.
c)        Pemahaman tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Dengan pemahaman ini seseorang diharapkan mampu melihat di balik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.
2)             Tipe Hasil Belajar Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Mengulang-ngulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan.
3)              Tipe Hasil Belajar Analisis
            Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan integritas menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu, untuk beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara bekerjanya, untuk hal lain lagi memahami sistematikanya. Bila kecakapan analisis telah dapat berkembang pada seseorang, maka ia akan dapat mengaplikasikannya pada situasi baru secara kreatif.
4)        Tipe Hasil Belajar Sintesis
Berpikir berdasarkan pengetahuan hafalan, berpikir pemahaman, berfikir aplikasi, dan berfikir analisis dapat dipandang sebagai berfikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah daripada berfikir devergen. Dalam berfikir konvergen, pemecahan atau jawabannya akan sudah diketahui berdasarkan yang sudah dikenalnya.
Berfikir sintesis adalah berfikir devergen. Dalam berfikir devergen pemecahan atau jawabannya belum dapat dipastikan. Mensintesiskan unit-unit terbesar tidak sama dengan mengumpulkannya kedalam satu kelompok besar.
5)        Tipe Hasil Belajar Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, dan materi, serta dll. Dilihat dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu adanya suatu kriteria atau standar tertentu.
            Mengembangkan kemampuan evaluasi penting bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Mampu memberikan evaluasi tentang kebijakan mengenai kesempatan belajar, kesempatan kerja, dapat mengembangkan partisipasi serta tanggung jawabnya sebagai warga negara. Mengembangkan kemampuan evaluasi yang dilandasi pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis akan mempertinggi mutu evaluasinya.
a)        Ranah Afektif
Tipe hasil belajar ranah afektif berkenaan dengan sikap, nilai, perasaan, minat dan perhatian, keinginan, penghargaan, dll manakala seseorang dihadapkan kepada objek tertentu. Misalnya, bagaimana sikap siswa pada waktu belajar di sekolah.
Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks. Kategori ranah afektif tersebut yaitu:
(1) Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll.
(2) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.
(3) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.
(4) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain.
(5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang.
b)   Ranah Psikomotorik
Tipe hasil belajar ranah psikomotorik berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yaitu:
(1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar);
(2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar;
(3) Kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain;
(4) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan;
(5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks;
(6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

3.             Faktor-faktor yang Dapat Mempengaruhi Hasil Belajar Peserta Didik
Menurut Kamal (2006: 48) hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:
a.         Tujuan
Tujuan adalah pedoman, sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tercapainya tujuan berarti keberhassilan dalam pengajaran. Karena itulah perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru, dan secara langsung guru mempengaruhi kegiatan belajar anak didik, jika kegiatan belajar anak didik dan kegiatan mengajar guru bertentangan, dengan sendirinya tujuan pengajaran akan gagal di capai (Kamal, 2006: 49).
b.        Guru
Pandangan guru terhadap anak didik akan mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di kelas. Guru memandang anak didik sebagai makhluk individual dengan segala perbedaannya, akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai makhluk sosial (Kamal, 2006: 52).
c.         Peserta didik
Keberhasilan peserta didik yang beraneka ragam mempengaruhi kegiatan belajar mengajar berikut hasil dari kegiatan itu sendiri, yaitu keberhasilan belajar mengajar (Kamal, 2006: 51).
1.    Kegiatan Pengajaran
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dan peserta didik, dengan bahan sebagai perantaranya. Strategi penggunaan metode mengajar amat menentukan kualitas hasil belajar mengajar. Bermacam-macam penggunaan strategi mengajar akan menghasilkan hasil belajar mengajar yang berlainan kualitasnya (Kamal, 2006: 52).
2.    Bahan dan Alat Evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat dalam kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik, untuk kepentingan ulangan. Masing-masing alat evaluasi tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan, maka dalam prakteknya sering merupakan penggabungan lebih dari satu alat evaluasi. (Kamal, 2006: 52).
3.    Suasana Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi biasanya dilaksanakan di dalam kelas dengan melibatkan seluruh siswa, dengan dipantau oleh para pengawas. Selama pelaksanaan evaluasi selama itu pula pengawas mengamati semua sikap, gerak gerik yang dilakukan oleh peserta didik. Namun, dalam kenyataannya sikap pengawas berbeda-beda, ada yang ketat dan ada yang longgar, dan sikap anak pun berbeda-beda juga, ada yang jujur dan ada yang tidak sehingga ada yang berani mencontek atau minta bantuan kepada teman-temannya. (Kamal, 2006: 53).
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar, secara garis besar faktor-faktor tersebut adalah faktor internal (bersumber dari dalam diri sendiri), yaitu sikap, minat, bakat, motivasi, kesiapan mental dan faktor lainnya yang kesemuanya berasal dari dalam diri sendiri. Faktor eksternal (bersumber dari luar diri sendiri), seperti tempat belajar, sarana belajar, bahan pelajaran, personil, kurikulum, metode pembelajaran, dan sebagainya. Kedua faktor ini sangat dominan dan berpengaruh terhadap proses dari hasil belajar (Sudjana, 1989: 39).

4.        Indikator Keberhasilan Belajar
Beberapa yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil, adalah:
1)   Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
2)   Perilaku yang digariskan dalam pengajaran telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok (Kamal, 2006: 48).

C. Hipotesis Tindakan
      Adapun hipotesis tindakan dari kajian teori adalah dengan menggunakan atau memnfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pokok bahasan Kisah Nabi dan Rasul di kelas IV SD Negeri 1 Sirnabaya Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis.

0 komentar:

Post a Comment