Dalam BAB II yaitu Landasan Teori dalam Penulisan Skripsi Jenis PTK terdiri dari beberapa Sub judul diantaranya :
1. Landasan Teori
2. Hasil
3. Hipotesis Tindakan
BAB II
1. Landasan Teori
2. Hasil
3. Hipotesis Tindakan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1.
Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
a.
Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Belajar ialah upaya untuk memperoleh
kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap. Belajar dikatakan berhasil
manakala seseorang mampu mengulangi kembali materi yang telah dipelajarinya
kemudian yang telah dipelajari itu mampu disampaikan dan diekspresikan dalam
bahasa sendiri. (Sagala, 2003:13)
Belajar juga membutuhkan waktu dan tempat, belajar
disimpulkan terjadi apabila tampak tanda-tanda bahwa perilaku manusia berubah
sebagai akibat terjadinya proses pembelajaran. Perhatian utama dalam belajar
adalah kemampuan untuk menangkap informasi mengenai ilmu pengetahuan yang
diterima dalam belajar.
Wina Sanjaya (2006: 110) mengungkapkan bahwa belajar adalah proses perubahan melalui
suatu kegiatan latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam
lingkungan alamiah. Belajar juga merupakan proses mental yang terjadi dalam
diri seseorang sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku individu itu
sendiri.
Menurut Nana Sudjana (1986: 28) belajar adalah
proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai
pengalaman, melihat, mengamati dan memahami sesuatu. Oemar Hamalik (1993: 37)
berpendapat belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
interaksi dengan lingkungan. Sedangkan menurut Slameto (1995: 2) belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi terhadap lingkungannya.
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang diarahkan pada
tujuan mengubah tingkah laku dalam berfikir, bersikap dan berbuat pada individu
yang belajar.
Sedangkan pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan
yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai
yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui
kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasi,
latar belakang akademisinya. (Sagala, 2003: 61)
Bahan pelajaran dalam proses pembelajaran hanya
merupakan perangsang tindakan pendidik atau guru, juga hanya merupakan tindakan
memberikan dorongan dalam belajar yang tertuju pada pencapaian tujuan belajar. (Sagala, 2003: 61)
Pembelajaran menurut Dimiyati dan Mudjiono dalam Sagala (2003: 62) adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar.
b.
Pengertian Pendidikan Agama Islam
1)
Pendidikan Agama Islam
Menurut
Fadjar (1999:157) Terdapat perbedaan yang cukup mendasar antara tujuan “Pendidikan
Agama” dengan “Pendidikan Keahlian”. Tujuan pendidikan Agama lebih merupakan
suatu upaya untuk “membangkitkan intuisi agama dan kesiapan dalam mencapai
pengalaman transendental”.
Menurut Sistem
Pendidikan Nasional (2003:29) Dalam sejarah pendidikan Islam maupun dalam studi
kependidikan, sebutan “Pendidikan Islam” umumnya dipahami sebatas sebagai “ciri
khas” jenis pendidikan yang belatar belakang keagamaan. Demikian pula batasa
yang ditetapkan didalam undang – undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
tahun 2003 tentang sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional), istilah pendidikan
agama islam ini disebut dengan “Pendidikan Keagamaan / Pendidikan Agama”.
Pasal 30 ayat (2)
menyebutkan: “pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai- nilai ajaran agamanya
dan/ atau menjadiahli ilmu agama”.
Istilah Pendidikan Islam menurut Fadjar (1999:3) lebih terperinci
yaitu pertama, jenis pendidikan yang pendirian dan penyelenggaraannya didorong
oleh hasrat dan cita-cita untuk
mengimplentasikan nilai-nilai Islam baik yang tercermin dalam nama lembaganya
maupun dalam kegiatan- kegiatan yang diselenggarakannya. Dala konteks ini, kata
Islam ditempatkan sebagai sumber nilai yang akan diwujudkan dalam seluruh
kegiatan pendidikannya. Kedua, jenis pendidikan yang memberikan perhatian dan
sekaligus menjadikan ajaran islam sebagai pengetahuan untuk program studi yang
diselenggarakannya. Disini kata Islam ditempatkan sebagai bidang studi, sebagai
ilmu diperlakukan seperti ilmu yang lain. Ketiga, jenis pendidikan yang
mencakup kedua pengertian itu. Dalam hal ini, Islam ditempatkan sebagai sumber
nilai dan sebagai studi yang ditawarkan melalui program studi yang
diselenggarakannya.
Selanjutnya, menurut
Sutedjo (1996:24) dari pengertian
pendidikan Islam tersebut, kiranya dapat dipahami bahwa keberadaan pendidikan Islam
tidak sekedar menyangkut persoalan ciri khas, melainkan lebih mendasar lagi
yaitu tujuan yang diidamkan dan diyakini sebagai yang paling ideal. Atau dalam
pembahasan filsafatnya diistilahkan sebagai “Insan Kamil” atau “Muslim Paripurna”
. Sedangkan Pendidikan Agama Islam sering diberi batasan pengertian yaitu: “(1)
penyelenggaraan pendidikan yang memberikan materi atau mata pelajaran agama;
(2) pendidikan agama sebagai lembaga pendidikan pada madrasah atau sejenisnya”.
Selanjutnya,
menurut Ensiklopedi Islam jilid ll (2002:201) tujuan pendidikan Islam adalah
manusia yang baik yaitu terbentuknya orang yang berkepribadian muslim. Artinya
manusia yang berakhlak mulia yaitu menjadikan seluruh manusia menjadi manusia
yang menghambakan dirinya kepada Allah dalam rangka beribadah kepada sang
pencipta (Allah SWT).
Menurut Ensiklopedi
Islam jilid ll (2003:201) pendidikan Islam sebagai ilmu berarti pengetahuan,
merupakan lawan kata jahl yang berarti ketidaktahuan atau kebodohan. “ilmu”
biasa disepadankan dengan kata Arab lain yaitu ma` rifah (pengetahuan), fiqh
(pemahaman), hikmah
(kebijaksanaan), dan syu`ur (perasaan).
Ilmu itu sendiri
dibagi menjadi dua bagian, yang menurut
Aj- jarzani (1999: 155) yaitu (1)Ilmu fi`li
yaitu apa-apa yang tidak diambil yang lain. (2) Ilmu anfa`ani yaitu apa-apa yang diambil dari selain itu.
Selanjutnya Sutedjo
(1996:129) memberikan definisi tentang pendidikan Islam, yaitu: “usaha
bimbingan dan pembinaan dalam memahami dan menghayati serta mengamalkan ajaran
Islam sehingga menjadi manusia yang taqwa dan warga negara yang baik” . Dengan
demikian, Pendidikan Agama Islam berperan membentuk manusia Indonesia yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT., menghayati dan mengamalkan ajarannya
dalam kehidupan sehari- hari baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan
bermasyarakat, mempertiggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal
semangat kebangsaan, dan cinta tanah air dan tumbuh rasa tanggung jawab dalam
pembangunan bangsa. Munurut tafsir (2008:46) selantutnya, tujuan Pendidikan Islam
adalah manusia yang baik yaitu terbentuknya orang yang berkepribadian muslim.
Artinya manusia yang berakhlak mulia yaitu menjadikan seluruh manusia menjadi
manusia yang menghambakan dirinya kepada Allah dalam rangka beribadah kepada
sang pencipta (Allah SWT).
Batasan Pendidikan Agama Islam bila
diuraikan berdasarkan frase masing- masing meliputi: kata pendidikan itu
sendiri bila dilihat dari segi
individual dapat diartikan sebagai: “proses bimbingan dan pengarahan yang
dilakukan oleh pendidik terhadap anak didik ke arah pertumbuhan dan
perkembangan kemampuan dasar atau pembawaan sampai ke titik optimal”. Kemudian
pertumbuhan dan perkembangaan itu berlangsung secara bertahap berdasarkan atas
hukum, yakni perkembangan kesatuan organis yang menganggap dahwa perkembangan
munusia itu berlangsung secara menyeluruh baik fungsi- fungsi fisiologisnya
yang satu sama lain saling berkaitan.
Hukum perkembangan
itu disebut juga hukum tempo, yakni yang menyatakanbahwa setiap manusia berbeda
kecepatan perkembangan baik yang berkaitan dengan fungsi psikologi (kejiwaan)
maupun fisiologisnya (jasmaniah). Kadang-kadang salah satu fungsi psiologisnya
berkembang lebih cepat dari pada fungsi fisiologisnya ataupun sebaliknya.
Kemudian bila
dilihat dari segi sosial-kultiral, maka pendidikan berarti proses kebudayaan
manusia melalui nilai-nilai kultural masyarakat dengan cara tanfer (pengalihan)
atau transformasi (pengubahan) untuk diwariskan kepada generasi yang lebih
muda.
Baik dilihat segi
individual ataupun sosial- kultural seperti yang sudah diuraikan diatas, maka
dapat diambil suatu pengertian bahwa pendidikan itu adalah aktivitas yang
dilakukan (proses) secara sadar untuk menyiapkan peserta didik (generasi yang
lebih muda) meelalui bimbingan ke arah pertumbuhan perkembangan sampai ke titik
optimal. Operasional dari segala aktivitas adalah proses belajar mengajar. Kata agama dalam bahasa Arab disebut
dengan dien yang mengandung arti taat
dan balasan. Kata dien diartikan
dengan agama karena agama itu menjadi sebab bagi pembalasan dari segala
perbuatan manusia di dunia.
Pengetian dien yang mashur dikalangan Islam yaitu
: “Undang – undang Tuhan yang mendorong orang- orang yang berakal sehat dengan
ikhtiar mereka kepada kebaikan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat”. Pengertian
ini meliputi I`tiqad (kepercayaan). Budi pekerti, (akhlak) dan amal soleh (amal
kebajikan).
Definisi Ad- dien juga memberikan pengertian,
bahwa kepercayaan yang dianut oleh seseorang tiada berguna bagi dirinya jika
tidak di sertai amal-amal kebajikan. Sebaliknya amal kebajikan itu akan sia-aia
bila tidak didaserkan atas kepercayaan batin yang luhur dan murni. Jadi, antara
kepercayaan batin dengan amal soleh dengan berpautan antara ilmu dan amal (teori
dan praktik) dimana antara yang satu dengan yang lainnya lengkap melengkapi dan
isi menisi.
Sedangkan menurut
Sutedjo (1996:129) yang menjadi ciri-ciri umum dari pada agama ialah: “(1)
kepercayaan manusia kepada yang maha gaib; (2) hubungan manusia dengan yang
maha gaib dengan melakukan upacara (ritus), peribadatan dan permohonan; (3)
adanya ajaran tentang yang maha gaib.”
Dari uraian diatas
dapatlah diambil satu pengertian bahwa yang dimaksud denga pendidikan agama
islam adalah aktivitas atau usaha secara sadar memberikan bimbingan, pembinaan
dan pengarahan orang yang berakal sehat (anak didik) dalam memahami, menghayati
dan mengamalkan ajaran agama sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT., berbudi pekerti yang baik, berbuat kebaikan untuk kehidupan
didunia dan kebahagiaan di akhirat.
Dengan demikian
pengertian Pendidikan Agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan
tentang anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan
mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life); Pendidikan Agama Islam ialah pendidikan yang dilaksanakan
berdasarkan Agama Islam; dan Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan
melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap
anak didik agar kelak setelah selesai
pendidikannya ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran- ajaran
agama Islam yang telah dinyakininya secara menyeluruh, serta menjadi ajaran
agama islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan
kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak
2)
Karakteristik Pendidikan Agama Islam
Menurut Arifin (1987:191) dalam
pusat kurikulum depdiknas tujuan pendidikan agama islam adalah untuk
menumbuhkan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik
tentang agama Islam. Sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang
dalam hal keimanan, ketaqwaan kepada Allah SWT. Serta berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Menurut Abbudin (2010:77) karakteristik ajaran Islam dalam bidang agama
disamping mengakui adanya pluralisme sebagai suatu penyataan, juga mengakui adanya
univertisme, yaitu mengajarkan kepercayaan kepada tuhan dan hari akhir,
menyuruh berbuat baik dan mengajak pada keselamatan. Dengan demikian
karakteristik agama dalam visi keagamaannya bersifat toleran, pemaaf, tidak
memaksakan, dan saling menghargai karena dalam pluralatas agama tersebut
terdapat unsur kesamaan yaitu pengabdian tuhan.
3)
Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam
Dasar adalah
landasan tempat berpijak atau tempat tegaknya sesuatu. Dalam hubungannya dengan
Pendidikan Agama Islam, dasar-dasar itu merupakan pegangan untuk memperkokoh
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.( Abudinnata,2010: 57)
Adapun yang
menjadi dasar dari Pendidikan Agama Islam adalah al-Qur’an yang merupakan kitab
suci bagi kita umat Islam yang tentunya terpelihara keaslian nya dari
tangan-tangan yang tak bertanggung jawab dan tidak ada keraguan di dalamnya,
sebagaimana Firman Allah SWT dalam al-Qur’an yaitu surat al-Baqarah ayat 2.
ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ
فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
Artinya:
“Kitab
(Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa”(Q.S. al- Baqarah: 2)
Al-Qur’an
sebagai kitab suci telah dipelihara dan dijaga kemurniannya oleh Allah SWT dari
segala sesuatu yang dapat merusaknya sepanjang masa dari sejak diturunkannya
sampai hari kiamat kelak, hal ini di terangkan dalam sebuah surat dalam al-Qur’an
yaitu surah al-Hijr ayat 9.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ
وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Artinya :
“Sesungguhnya
Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya.”(Q.S al- Hijr: 9)
Al-Hadits
merupakan perkataan ataupun perbuatan Nabi Muhammad SAW yang memberikan
gambaran tentang segala sesuatu hal, yang juga dijadikan dasar dan pedoman
dalam Islam, dan sebagai umat Islam kita harus mentaati apa yang telah di
sunnahkan Rasulullah dalam Hadistnya, hal ini di jelaskan dalam al-Qur’an surat
an-Nisa ayat 80.
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ
أَطَاعَ اللَّهَ ۖ وَمَنْ تَوَلَّىٰ فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا
Artinya :
“Barangsiapa
yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa
yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi
pemelihara bagi mereka.”( Q.S An-Nisa : 80)
4)
Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan
Pendidikan Agama Islam adalah agar manusia memiliki keyakinan yang kuat dan
dapat dijadikan sebagai pedoman hidupnya yaitu untuk menumbuhkan pola
kepribadian yang bulat dan melalui berbagai proses usaha yang dilakukan. Dengan
demikian tujuan Pendidikan Agama Islam adalah suatu harapan yang diinginkan
oleh pendidik Islam itu sendiri. Zakiah Daradjad dalam Metodik Khusus
Pengajaran Agama Islam mendefinisikan tujuan Pendidikan Agama Islam sebagai
berikut :
Tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu membina manusia beragama
berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik
dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh
kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dan kejayaan dunia dan akhirat.
Yang dapat dibina melalui pengajaran agama yang intensif dan efektif. (Darajat,
2012: 42)
Dari
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah sebagai usaha untuk
mengarahkan dan membimbing manusia dalam hal ini peserta didik agar mereka
mampu menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta
meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan mengenai Agama Islam,
sehingga menjadi manusia muslim, berakhlak mulia dalam kehidupan baik secara
pribadi, bermasyarakat dan berbangsa dan menjadi insan yang beriman hingga mati
dalam keadaan Islam.
5)
Fungsi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan
Agama Islam mempunyai fungsi sebagai media untuk meningkatkan iman dan taqwa
kepada Allah SWT, serta sebagai wahana pengembangan sikap keagamaan dengan
mengamalkan apa yang telah didapat dari proses pembelajaran Pendidikan Agama
Islam. ( Ali, 2004:
132)
Dari
pendapat diatas dapat diambil beberapa hal tentang fungsi dari Pendidikan Agama Islam yang dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a)
Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan siswa kepada Allah SWT yang ditanamkan dalam lingkup pendidikan
keluarga.
b)
Pengajaran, yaitu untuk menyampaikan
pengetahuan keagamaan yang fungsional
c)
Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat ber
sosialisasi dengan lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.
d)
Pembiasaan, yaitu melatih siswa untuk selalu
mengamalkan ajaran Islam, menjalankan ibadah dan berbuat baik.
Disamping
fungsi-fungsi yang tersebut diatas, hal yang sangat perlu di ingatkan bahwa
Pendidikan Agama Islam merupakan sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup
bagi peserta didik untuk mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan di
akhirat.
6.
Ruang lingkup Pendidikan Agama
Islam.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi
keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah
SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan
dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya. ( Daudali, 2004:111)
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga
identik dengan aspek-aspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung
didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.(Arsyad, 2013: 5)
Apabila
dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan
di sekolah adalah :
a) Pengajaran Keimanan
Pengajaran
keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam hal
ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini adalah
tentang rukun Islam.
b) Pengajaran Akhlak
Pengajaran
akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa, cara
bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini berarti proses belajar
mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik.
c) Pengajaran Ibadah
Pengajaran
ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata cara
pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan ibadah
dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk ibadah dan memahami arti dan
tujuan pelaksanaan ibadah.
d) Pengajaran Fiqih
Pengajaran
fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang segala
bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada al-Quran, sunnah, dan dalil-dalil
syar’i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan
mengerti tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan
sehari-hari.
e) Pengajaran Al-Qur’an
Pengajaran al-Qur’an
adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca al-Qur’an dan
mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat al-Quran. Akan tetapi
dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di masukkan dalam materi
Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.
f) Pengajaran Sejarah Islam
Tujuan
pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui tentang
pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya sampai zaman sekarang
sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam.
2.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
a.
Pengertian Teknologi
Informasi dan Komunikasi
Sebagai mahluk sosial, manusia selalu
ingin berhubungan dengan sesamanya. Hubungan itu terjalin melalui proses
komunikasi. Berbincang- bincang, berkirim surat maupun, atau pun menelepon
merupakan bentuk- bentuk komunikasi. Melakukan komunikasi berarti melakukan
pertukaran informasi. Informasi adalah segala sesuatu yang mempunyai arti dan
nilai bagi penerima informasi. (Sutedjo,2006 :2)
Komunikasi
dapat berjalan dengan baik jika didukung oleh empat komponen komunikasi, yaitu
pengirim imformasi, penerima imformasi, media komunikasi, dan bentuk
komunikasi.
1)
Pengirim Informasi.
Ketika
kalian bercakap-cakap atau melakukan kegiatan tanya jawab, setiap orang yang
bertindak sebagai penanya ataupun penjawab dapat bertindak sebagai pengirim
imformasi.
2)
Penerima Informasi.
Dalam
kasus tanya jawab teman kalian yang sedang mendengarkan, juga kalian semua yang
ikut duduk mendengarkan, adalah penerima imformasi.
3)
Media atau Sarana untuk Berkomunikasi.
Media
komunikasi dalam kegiatan percakapan adalah suara. Selai suara kalinpaun dapat
mengunakan media komunikasi yang lain. Misalnya tulisan.
4)
Bentuk Komunikasi.
Dalam
kegiatan yang berupa percakapan, bentuk komunikasi yang dipakai adalah
komunikasi lisan. Teman kalian yang aktif mencatat dipapan tulis mengunakan bentuk komunikasi tertulis.
1.
Peralatan dan Teknologi Informasi
Peralatan
teknologi informasi adalah segala alat untuk mengolah dan menyajikan
imformasi.komputer juga termasuk alat komunikasi. Beberapa jenis komputer yang
ada disekitar kita dan perlu kalian ketahui adalah: Komputer Personal (PC) merupakan peralatan utama dalam
teknologi informasi. Laptop/Notebook yaitu bentuk lain dari komputer. Personal
Digital Assistant (PDA) merupakan bentuk komputer yang lebih kecil lagi. (
sutedjo, 2006: 7)
2.
peralatan teknologi komunikasi
Peralatan teknologi komunikasi adalah segala
alat yang berfungsi untuk memindahkan imformasi dari satu tempat ke tempat yang
lain.
a.
Telengram
merupakan alat komunikasi jarak jauh yang terdiri atas dua bagian, yaitu
Telegram
pengirim
dan penrrima.
b.
Telepon telepon
berfungsi untuk mengirim dan menerima imformasi yang berupa suara.
c.
Radio
Apakah
kalian pernah mendengar siaran berita RRI( Radio Republik Indonesia) atau acara
musik dari prambors? Siaran ini dapat kalian simak melalui pesawat radio.
d.
Televisi
Jika
melalui pesawat radio kalian hanya dapat menangkap suara saja, maka lewar
pesawat televisi kalian akan dapat melihat wajah si pemilik suara.
e.
Faksimile
Faksimile
mempunyai kegunaan yang sama dengan telepon yakni menerima dan mengirim telepon.
f.
Satelit
Sateelit
adalah alat komunikasi yang di letakan di luar angkasa.
g.
Telepon saluler
(Ponsel) Handpone(HP)
Satelit dan telepon seluler adalah alat untuk mengirim dan menerima sinyal
komunikasi yang tidak di kirim dengan kabel.
h.
Modem
Modem
adalah alat yang berfungsi mengubah sinyal analog dari kabel telepon menjadi
sinyal digital dan sebaliknya.
b.
Peranan Teknologi
Informasi dan Komunikasi
dalam Pendidikan
1). Media berbasis komputer
a). Pengertian Media Berbasis Komputer
Media pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Guru
menggunakan media pembelajaran untuk menyampaikan materi dan informasi
pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran berkaitan
erat dengan komponen pembelajaran. Media yang digunaakan oleh guru salah
satunya media komputer. Pembelajaran berbasis komputer atau pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran merupakan pembelajaran
yang memfungsikan software atau perangkat lunak komputer sebagai media untuk
siswa berinteraksi dalam komputer dalam aktifitas pembelajaran baik dikelas
maupun dirumah. (Rimawati, 2016:68)
b).
Kararktersistik media pembelajaran berbasis komputer
Menurut Ega Rimawati ( 2016: 112) Media pembelajaran memiliki karakteristik
masing- masing. Media pembelajaran memiliki fungsi tertentu dalam menunjang
keberhasilan tujuan pembelajaran siswa. Media pembelajaran perlu dikelompokan
berdasarkan sifat dan fungsinya terhadap pembelajaran. Media pembelajaran
berbasis komputer memiliki karakteristik yang perlu di fahami oleh guru.
Pemahaman tersebut agar guru memahami penggunaan media komputer untuk
menyampaikan materi secara tepat. Karakteristik media pembelajaran berbasis
komputer adalah sebagai berikut :
(1). Efektif
Media berbasis komputer digunakan harus sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Media pembelajaran berbasis komputer seharusnya tidak
hanya menampilkan tampilan yang menarik siswa saja, namun tampilan harus ada
keterkaitan dengan materi pembelajaran yang disampaikan. Dengan demikian media
pembelajaran berbasis komputer efektif menunjang keberhasilan penyampaian
materi pembelajaran.
(2). Menyesuaikan
Media pembelajaran berbasis komputer digunakan harus
sesuai dengan karakteristik siswa. Guru harus memahami karakteristik siswa
sebagai audiens. Siswa SD lebih menyukai warna- warna cerah dalam tapilan
gambar maupun huruf. Sedangkan siswa SMP lebih menyukai tampilan-tampilan yang
menggunakan gambar unik yang mewakili materi pembelajaran. Video dapat
digunakan dalam menyampaikan materi bagi keduanya.
(3). Interaktif
Media pembelajaran berbasis komputer digunakan karena
lebih interaktif daripada media pembelajaran lainnya. Kelebihan komputer
terletak pada kemudahan proses interaksi pada saat pembelajaran
berlangsung.kemampuan komputer lengkap dalam menampilkan gambar-gambar, animasi
dan suara yang dapat manrik perhatian siswa. Interaksi antara siswa dengan
pembelajaran dapat maksimal terapai menggunakan media pembelajaran berbasis
komputer.
(4). Menarik Minat
Tidak bisa dipungkiri komputer merupakan salah satu media
pembelajaran yang menarik minat para siswa. Komputer menyajikan tampilan yang
menarik. Berbagai aplikasi dapat digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi
melalui komputer. Pembelajaran dengan menggunakan komputer lebih memotivasi
siwa. Salahsatu alasan yang membuat siswa senang dengan media komputer adalah
tampilan yang tidak monoton. Salahsatu materi dengan materi yang disajikan
dapat disajikan dengan tampilan yang berbeda.
(5). Terkonsep
Pada dasarnya guru juga senang menyampaikan materi
pembelajaran menggunakan komputer, selain lebih efektif, pembelajaran
menggunakan media komputer juga lebih terkonsep. Pembeljaran yang disampaikan
dengan konsep yang baik.media pembelajaran berbasis komputer yang efektif harus
memuat tujuan pembelajaran, menampilkan perintah, evaluatif dan feedback.
c).
Jenis –jenis media pembelajaran berbasis komputer
Media pembelajaran berbasis komputer diharapkan dapat membangun situasi
yang membantu siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam
pembelajaran. Guru menggunakan komputer sebagai media pembelajaran salah satuya
untuk mengatasi lambatnya pemahaman siswa terhadap konsep teori yang bersifat
abstrak. Media pembeljaran berbasis komputer meningkatkan efektifitas dan
efisiensi pembelajaran. Media pembelajaran berbasis komputer merupakan cara
sistematis yang diterapkan oleh guru. (Rimawati, 2016:71)
Media pembelajaran berbasis komputer merupakan suatu variasi pembelajaran
terprogram. Komputer menyajikan materi pembelajaran sebagai pengganti buku teks
atau biasa disebut dengan media komputer.pembelajarn berbasis komputer
mempunyai ragam atau jenis. Jenis- jenis media pembelajaran berbasis komputer
tersebut adalah sebagai berikut.(Arsyad, 2013 :149)
(1). Presentasi
power point
Siapa tidak mengenal power point? Presentasi
dengan menggunakan power point sudah umum digunakan baik oleh guru maupun
siswa. Power point telah menggantikan peranan alat presentasi pada masa
sebelumnya. Power point banyak disukai dan banyak digunakan karena berbagai
kelebihannya. Power point merupakan media yang menggabungkan semua unsur media
seperti teks, video, animasi, image, grafik,dan sound. Dengan demikian tampilan
presentasi dibuat semakin menarik perhatian.
(2). Multimedia pembelajaran interaktif
Multimedia pembelajaran yang bersifat interaktif ini memiliki unsur- unsur
media secara lengkap. Unsur – unsur tersebut terdiri dari animasi, video,
sound, teks, dan grafis.multimedia interkatif memiliki berbagaimacam model.
Macam –macam model multimedia pembelajaran interaktif tersebut adalah sebagai
berikut:
(a). Model Drill
Model drill merupakan model multimedia yang memberikan
sentuhan pengalaman belajar yang lebih nyata. Hal tersebut diwujudkan melalui
penciptaan tiruan –tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang
sebenarnya.
(b). Model Tutorial
Model tutorial merupakan model multimedia yang
menggunakan perangkat lunak berupa program komputer. Model tutorial memuat isi
materi pembelajaran.
(c). Model Simulasi
Model simulasi merupakan model multimedia yang bertujuan
memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit. Bentuk kongkrit tersebut
ditampilkan melalui penciptaan tiruan –tiruan bentuk pengalaman yang mendekati
suasana yang sebenarnya.
(d). Model Games
Model games merupakan model multimedia yang berupa
permainan. Model games dikembangkan berdasarkan atas prinsip belajar itu
menyenangkan. Di dalam model games, siswa akan dihadapkan pada beberapa
petunjuk dan aturan permainan yang menarik.
(3).
Video pembelajaran
Video pembelajaran merupakan jenis media pembelajjaran
berbasis komputer yang banyak digunakan para guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran video pebelajaran terdiri berupa unsur- unsur video pembelajaran
adalah sebagai berikut.
Ø .
Rekaman
Video pembelajaran dapat berupa rekaman hasil
aktifitas pembelajaran. Rekaman aktivitas pembelajaran memiliki fungsi yang
penting bagi evaluasi pembelajaran.
Ø Visualisasi
Video pembelajaran ditampilkan sebagai usaha untuk
membimbing siswa lebih memahami sebuah meteri melalui visualisasi.
Ø Prinsip
Menonton
Video pembelajaran disajikan ke hadapan para siswa
menggunakan prinsip yang serupa dengan menonton film. Hal ini tentu menarik
perhatian siswa dan pembelajaran tidak terasa membosankan.
Ø Sumber
Video
Video pembelajaran ditampilkan sebagai media pembelajaran
memiliki sumber yang jelas. Video dapat dibuat sendiri atau download dari segi
situs share video.
Ø Muatan Video
Video pembelajaran harus memiliki muatan sesuai materi
pembelajaran. Sehingga sinkron antara materi dan video yang ditampilkan. Proses
editing dapat dilakukan apabila
diperlukan untuk menjaga kualitas isi.
(4).
Internet
Internet merupakan media pembelajaran berbasis komputer
yang berperan penting dalam proses pembelajaran. Email, chatting, video atau
teleconference, blog, e- learning, web dan lain sebagainya merupakan media yang
digunakan untuk menyampaikan materi atau interaksi antara guru dan siswa
menggunakan media komputer. Perkembangan teknologi komputer saat ini telah
membentuk suatu jaringan yang dapat memberi kemungkinan bagi siswa untuk
berinteraksi dengan sumber belajar secara luas.(Rimawati, 2016 : 122)
d).
Kelebihan dan Kekurangan Media pembelajaran dengan menggunakan Teknologi
Informasi dan Komunikasi.
Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan belajar yang dimiliki oleh siswa.
Berbagai strategi dan metode dapat digunakanuntuk merangcang dan memproduksi
program multimedia yang efektif sebagai media pembelajaran interaktif melalui
komputer. Pemanfaatan media komputer diharapkan meningkatkan kualitas
pembelajaran dapat dilakukan hapir pada semua jenjang dan satuan pendidikan.
Kelebihan dan kekurangan penggunaan media pembelajaran berbasis komputer adalah
sebagai berikut.(Rimawati, 2016: 125)
(1). Kelebihan
Media pembelajaran berbasis komputer memiliki beberapa
kelebihan yang perlu diketahui. Kelebihan dari media pembelejaran berbasis
komputer yang dimaksud diantaranya adalah sebagai berikut.
(a). Media komputer membantu siswa belajar sesuai
dengan kemampuan.
(b). Media komputer membantu siswa mengukur
kecepatannya dalam memahami pen getahuan dan imformasi yang ditayangkan
sesuai materi pembelajaran.
(c). Media komputer dalam proses pembelajaran meningkatkan
kontrol siswa terhadap aktivitas belajarnya.
(d). Media komputer membantu siswa menentukan
tahapan dalam proses pembelajaran.
(e). Media komputer membantu siswa
mendapat keleluasaan untuk menentukan kecepatan
belajar dan memilih urutan kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan.
(f). Media komputer dapat
menayangkan kembali imformasi yang diperlukan oleh siswa.sehingga siswa yang
memiliki keterlambatan dalam menerima materi menjadi sangat terbantu.
(g). Media komputer dapat
menciptakan iklim belajar yang efektif dagi siswa yang lambat menangkap materi
pembelajaran.
(h). Media komputer dapat diprogram
agar mampu diberikan umpan balik terhadap hasil belajar.
(i). Media komputer dapat membantu memberikan
pengukuhan terhadap prestasi belajar siswa.
(j). Media komputer memiliki kemampuan
merekam hasil belajar siswa.
(k). Media komputer dapat diprogram
untuk memeriksa dan memberikan skor hasil belajar secara otomatis. Hal ini
sangay membantu dalam proses pembelajaran.
(l). Media komputer dirancang agar
dapat memberikan saran bagi siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
(m). Media komputer memiliki
kemampuan dalam mengintegrasikan komponen warna, musik, dan animasi grafik.
(n). Media komputer dalam proses
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar dengan penggunaan waktu dan biaya
yang relatif kecil.
(o). Media komputer dapat
memudahkan proses belajarsiswa. Siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja.
(2). Kekurangan
Media pembelajaran berbasis komputer memiliki beberapa
kekurangan yang perlu diketahui. Kekurangan dari media pembelajaran berbasis
komputer yang dimaksud diantaranya asalah sebagai berikut.
(a). Membutuhkan pengetahuan
dan keterampilan khusus tentng komputer sebelum menggunakannya.
(b). Keragaman ragam komputer (perangkat keras)
sering menyebabkan program (software) yang tersedia untuk satu model tidak
cocok atau tidak kompatibel dengan model lainnya.
(c). Program yang tersedia saat ini
belum memperhitungkan kreatifitas sisw, sehingga hal tersebut tentu tidak akan
dapat mengembangkan kreatifitas siswa.
(d). Komputer hanya efektif bila
digunakan oleh satu orang atau beberapa orang dalam kelompok kecil. Untuk
kelompok yang lebih besar diperlukan tambahan peralatan lain yang mampu
memproyeksikan pesan- pesan di monitor ke layar lebih besar.
(e). Biaya pengadaan dan pengembangan program komputer
yang tinggi. Terutama pada komputer yang dirancang khusus untuk sarana
pembelajaran.
(f). Biaya relatif tinggi untuk pengadaan,
pemeliharaandan perawatan komputer yang meliputi perangkat keras atau hardware.
(g). Compatability
dan incompability antara hardware dan software, penggunaan sebuah program komputer biasanya memerlukan
perangkat keras dengan spesifikasi yang sesuai.
(h). Pengembangan perangkat lunak
yang relatif mahal untuk saat ini.
B. Hasil Belajar
1.
Pengertian Hasil Belajar
Hasil diartikan bila seseorang telah belajar
akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak
tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi
yaitu sisi peserta didik dan dari sisi guru. Dari
sisi peserta didik, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih
baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental
tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar
merupakan saat terselesaikannya bahan
pelajaran.
Hasil belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka
nilai yang diberikan oleh guru” (Depdiknas, 2005: 391). Hasil belajar juga
diartikan sebagai apa-apa yang dicapai oleh peserta didik setelah melakukan
kegiatan pembelajaran (Kamal, 2006: 151).
Menurut Sudjana (2010: 22),
“Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajar”. Hasil belajar erat kaitannya dengan perubahan tingkah laku seseorang
setelah melakukan proses belajar. Proses perubahan tingkah laku tersebut
berdasarkan hal-hal yang di temui dan dialami dari praktik, observasi maupun
pengalaman tertentu.
Menurut Slameto (1995: 2) “Hasil belajar adalah hasil
dari suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.”
Menurut
Suprijono (2009: 7) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar
adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya hasil pembelajaran yang
dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara
fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.
Menurut
Horward Kingsley (dalam Sudjana, 2010: 22) membagi tiga macam hasil belajar,
yaitu:
a. Keterampilan
dan kebiasaan;
b. Pengetahuan
dan pengertian;
c. Sikap
dan cita-cita;
Masing-masing jenis hasi
belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Suprijono (2011:5) juga menyatakan bahwa hasil
belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar
berupa:
1)
Informasi verbal yaitu kapabilitas
mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
2)
Keterampilan intelektual yaitu kemampuan
mempersentasikan konsep dan lambang.
3)
Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan
dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.
4)
Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam
urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otamatisme gerak jasmani.
5)
Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak
objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
Dari
beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar
merupakan hasil usaha belajar yang
dicapai seorang peserta didik berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar
bidang akademik di sekolah pada jangka waktu tertentu yang dicatat pada setiap
akhir semester di dalam bukti laporan yang disebut rapor.
2.
Tipe-tipe Hasil Belajar
Menurut
Bloom (dalam Sudjana, 2010: 22)
klasifikasi tipe hasil belajar terbagi dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
a.
Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan
dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek tipe hasil belajar,
yaitu:
1)
Tipe Hasil Belajar
Pengetahuan atau Ingatan.
Istilah
pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak
sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual
di samping pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, batasan,
definisi, istilah, pasal dalam undang-undang, nama-nama tokoh, nama-nama kota. Dilihat dari segi proses
belajar, istilah-istilah tersebut memang perlu dihafal dan diingat agar dapat
dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemahaman-pemahaman
konsep-konsep lainnya. Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat
rendah yang paling rendah. Namun, tipe hasil belajar ini
menjadi prasarat bagi tipe hasil belajar berikutnya. Hafal menjadi prasarat
bagi pemahaman.
2)
Tipe Hasil Belajar Pemahaman
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan
adalah pemahaman. Misalnya, menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri
sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah
dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.
Pemahaman
dapat dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu:
a)
Tingkat terendah adalah
pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya,
misalnya dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.
b)
Pemahaman penafsiran, yaitu
menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau
menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang
pokok dan yang bukan pokok.
c)
Pemahaman tingkat tertinggi
adalah pemahaman ekstrapolasi. Dengan pemahaman ini seseorang diharapkan mampu
melihat di balik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau
dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.
2)
Tipe Hasil Belajar Aplikasi
Aplikasi
adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus.
Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan
abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Mengulang-ngulang
menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau
keterampilan.
3)
Tipe Hasil Belajar Analisis
Analisis
adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian
sehingga jelas hierarkinya atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang
kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan
analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat
memilahkan integritas menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu, untuk beberapa
hal memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara bekerjanya, untuk hal lain
lagi memahami sistematikanya. Bila kecakapan analisis telah dapat berkembang
pada seseorang, maka ia akan dapat mengaplikasikannya pada situasi baru secara
kreatif.
4)
Tipe Hasil Belajar Sintesis
Berpikir
berdasarkan pengetahuan hafalan,
berpikir pemahaman, berfikir aplikasi, dan berfikir analisis dapat dipandang
sebagai berfikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah daripada berfikir
devergen. Dalam berfikir konvergen, pemecahan atau jawabannya akan sudah
diketahui berdasarkan yang sudah dikenalnya.
Berfikir
sintesis adalah berfikir devergen. Dalam berfikir devergen pemecahan atau
jawabannya belum dapat dipastikan. Mensintesiskan unit-unit terbesar tidak sama
dengan mengumpulkannya kedalam satu kelompok besar.
5)
Tipe Hasil Belajar Evaluasi
Evaluasi
adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi
tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, dan materi, serta dll.
Dilihat dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu adanya suatu kriteria atau
standar tertentu.
Mengembangkan kemampuan
evaluasi penting bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Mampu memberikan
evaluasi tentang kebijakan mengenai kesempatan belajar, kesempatan kerja, dapat
mengembangkan partisipasi serta tanggung jawabnya sebagai warga negara.
Mengembangkan kemampuan evaluasi yang dilandasi pemahaman, aplikasi, analisis,
dan sintesis akan mempertinggi mutu evaluasinya.
a)
Ranah Afektif
Tipe
hasil belajar ranah afektif berkenaan dengan sikap, nilai, perasaan, minat dan
perhatian, keinginan, penghargaan, dll manakala seseorang dihadapkan kepada objek
tertentu. Misalnya, bagaimana sikap siswa pada waktu belajar di sekolah.
Ada
beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya
dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks.
Kategori ranah afektif tersebut yaitu:
(1) Receiving/attending, yakni
semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang
kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll.
(2) Responding atau
jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang
datang dari luar.
(3) Valuing
(penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau
stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima
nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan
terhadap nilai tersebut.
(4)
Organisasi, yakni
pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu
nilai dengan nilai lain.
(5)
Karakteristik nilai atau
internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang.
b) Ranah
Psikomotorik
Tipe
hasil belajar ranah psikomotorik berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan
bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar
psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan
keterampilan, yaitu:
(1) Gerakan
refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar);
(2) Keterampilan
pada gerakan-gerakan dasar;
(3) Kemampuan
perseptual, termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris,
dan lain-lain;
(4) Kemampuan
dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan;
(5) Gerakan-gerakan
skill, mulai dari keterampilan
sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks;
(6) Kemampuan
yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive
seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
3.
Faktor-faktor
yang Dapat Mempengaruhi Hasil Belajar Peserta Didik
Menurut
Kamal (2006: 48) hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik dipengaruhi oleh
faktor-faktor berikut ini:
a.
Tujuan
Tujuan
adalah pedoman, sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan
belajar mengajar. Tercapainya tujuan berarti keberhassilan dalam pengajaran.
Karena itulah perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang
dilakukan oleh guru, dan secara langsung guru mempengaruhi kegiatan belajar
anak didik, jika kegiatan belajar anak didik dan kegiatan mengajar guru
bertentangan, dengan sendirinya tujuan pengajaran akan gagal di capai (Kamal,
2006: 49).
b.
Guru
Pandangan
guru terhadap anak didik akan mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di kelas.
Guru memandang anak didik sebagai makhluk individual dengan segala
perbedaannya, akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai
makhluk sosial (Kamal, 2006: 52).
c.
Peserta didik
Keberhasilan
peserta didik yang beraneka ragam mempengaruhi kegiatan belajar mengajar
berikut hasil dari kegiatan itu sendiri, yaitu keberhasilan belajar mengajar (Kamal, 2006: 51).
1.
Kegiatan Pengajaran
Pola
umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dan peserta
didik, dengan bahan sebagai perantaranya. Strategi penggunaan metode mengajar
amat menentukan kualitas hasil belajar mengajar. Bermacam-macam penggunaan
strategi mengajar akan menghasilkan hasil belajar mengajar yang berlainan
kualitasnya (Kamal, 2006: 52).
2.
Bahan dan Alat Evaluasi
Bahan
evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat dalam kurikulum yang sudah dipelajari
oleh anak didik, untuk kepentingan ulangan. Masing-masing alat evaluasi
tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan, maka dalam prakteknya sering
merupakan penggabungan lebih dari satu alat evaluasi. (Kamal, 2006: 52).
3.
Suasana Evaluasi
Pelaksanaan
evaluasi biasanya dilaksanakan di dalam kelas dengan melibatkan seluruh siswa,
dengan dipantau oleh para pengawas. Selama pelaksanaan evaluasi selama itu pula
pengawas mengamati semua sikap, gerak gerik yang dilakukan oleh peserta didik.
Namun, dalam kenyataannya sikap pengawas berbeda-beda, ada yang ketat dan ada
yang longgar, dan sikap anak pun berbeda-beda juga, ada yang jujur dan ada yang
tidak sehingga ada yang berani mencontek atau minta bantuan kepada
teman-temannya. (Kamal, 2006: 53).
Banyak
faktor yang mempengaruhi hasil belajar, secara garis besar faktor-faktor
tersebut adalah faktor internal (bersumber dari dalam diri sendiri), yaitu
sikap, minat, bakat, motivasi, kesiapan mental dan faktor lainnya yang
kesemuanya berasal dari dalam diri sendiri. Faktor eksternal (bersumber dari
luar diri sendiri), seperti tempat belajar, sarana belajar, bahan pelajaran,
personil, kurikulum, metode pembelajaran, dan sebagainya. Kedua faktor ini
sangat dominan dan berpengaruh terhadap proses dari hasil belajar (Sudjana, 1989:
39).
4.
Indikator
Keberhasilan Belajar
Beberapa
yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil, adalah:
1) Daya
serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik
secara individual maupun kelompok.
2) Perilaku
yang digariskan dalam pengajaran telah dicapai oleh siswa, baik secara
individual maupun kelompok (Kamal, 2006: 48).
C. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis
tindakan dari kajian teori adalah dengan menggunakan atau
memnfaatkan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK)
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam pokok bahasan Kisah
Nabi dan Rasul di kelas IV
SD Negeri 1 Sirnabaya Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis.
0 komentar:
Post a Comment