Monday, November 11, 2019

Model Pembelajaran Jurisprudensial


Model Jurisprudensial


1.     Tujuan dan asumsi

Sebagaimana dijelaskan oleh Joyce dan Weil (1986:260-267) model ini memiliki sejumlah kerakteristik. Dasar pemikiran model ini adalah konsepsi tentang masyarakat yang memiliki pandangan dan prioritas yang bebeda mengenai nilai sosial yang secara hukum saling bertentangan satu dengan yang lain. Untuk memecahkan masalah yang kontroversial dalam konteks sosial yang produktif , setiap warga negara perlu mempunyai kemampuan untuk dapat beebicara pada orang lain dan behasil dengan baik melakukan kesepakatan dengan orang lain. Setiap warga negara harus mampu menganalisis secara cerdas dan mengambil contoh masalah sosial yang paling tepat, yang pada hakikiatnya berkenaan dengan konsep keadilan, hak asasi manusia yang memeng menjadi inti dari kehidupan demokrasi. Untuk dapat melakukan aktivitas tersebut diperlukan tiga kemampuan, yakni:
a.      Mengenal dengan baik nilai yang berlaku dalam sistem hukumdan politik yang ada di lingkungan negaranya;
b.      Memiliki seperangkat keterampilan untuk dapat digunakan dalam menjernihkan dan memecahkan masalah nilai; dan
c.       Menguasai atau memilki pengetahuan tentang masalah politik yang besifat kontemporer yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan negaranya.
Hal yang paling tepat digunakan sebagai bidang kajian dalam model ini ialah: konflik rasial dan etnis, konflik idiologi atau keagamaan, keamanan pribadi, konflik antargolongan ekonomi, kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan serta keamanan nasional. Lingkup dan tingkat kemampuan dari masing- masing bidang kajian tersebut, tentu saja harus disesuiakan dengan tingkat usia dan lingkungan siswa.
2.     Sintakmatik
Model jurisprudensial ini memilki enam tahap, sebagai berikut.
Tahap pertama : orientasi terhadap kasus
a.      Pengajar memperkenalkan bahan – bahan ;
b.      Pengajar melihat ulang data yang tersedia.
Tahap kedua:mengidentifikasi isu atau kasus
a.      Siswa mensintesiskan fakta-fakta terhadap isu yang dihadapi;
b.      Siswa memilih salah sat isu kebijakan pemerintan untuk di diskusikan;
c.       Siswa mengidetifikasikan nilai-nilai dan konflik nilai; dan
d.      Siswa mengenali fakta yang melatar belakangi isu dan pertanyaan yang didefinisikan.
Tahap ketiga: menetapkan posisi
Siswa menimbang-nimbang posisi atau kedudukannya. Kemudian menyatakan kedudukanya dalam konflik nilai itudalam hubunganya dengannya konsekuensi dari kedudukan itu.
Tahap keempat: mengeksplorasi contoh-contoh dan pola argumentasi.
a.      Menetapkan titik ditempat terlihat adanya perusakan nilai atas dasar data yang diperoleh;
b.      Membuktikan konsekuensi yang diinginkan dari posisi yang dipilih.
c.       Menjernihkan konflik nilai dengan melakukan proese analogi; dan
d.      Menetapkan prioritas dengan cara  membandingkan nilai yang satu dengan nilai yang lain dan mendemonstrasikan kekurangannya bila memiliki salah satu nilai.
Tahap kelima: menjernihkan dan menguji posisi
a.      Siswa menyatakan posisinya dan memberiakn rasional mengenai posisinya dan kemudian menguji sebuah situasi yang serupa; dan
b.      Siswa meluruskan posisinya
Tahap keenam: mengetes asumsi faktual yang melatarbelakangi posisi yang diluruskan
a.      Mengidentifikasi asumsi faktual dan menetapkan sesuai tindakannya; dan
b.     Menetapkan konsekuansi yang diperkirakan dan menguji kesahihan faktual dari konsekuensi itu.
3.     Sistem sosial
Struktur dari model ini bervariasi mulai dari yang berstruktur sederhana sampai yang kompleks. Secara umum, pengajar memulai membuka tahapan dan bergerak satu ke tahap yang lainnya tergantung pada kemampuan para siswa uantuk menyelesaikan tugas-tugas belajarnya untuk setiap tahapan setelah siswa mengaami satu kali proses jurisprudensial, diharapkan masing-masing akan dapat melakukannya tanpa bantuan  dari orang lain.
4.     Prinsip reaksi
Reaksi pengajar, terutamayang terjadi pada tahap keempat dan kelima tidak bersifat evaluatif dan tidak menetujui. Apa yang dilakukukan pengajar dalam hal ini hanyalah berupa reaksi terhadap komentar siswa dengan cara memberiakn pertanyaan mengenai relenvansi, kaejegan, kekhususan, atua keumuman dan kejelasan secara definisi. Untuk dapat mengantisipasinilai yang diajukan oleh siswa dan berkenaan dengan hal itu, pengajar harus siap menantang dan melacaknya lebih jauh. Peran pengajar dalam model ini lebih mendekati pada metode dialog gaya Socrates yang memilki ciri dialektis
5.     Sistem pendukung
Bahan utama yang diperlukan dalam model ini adalah sumber-sumber dokumen yang relavan dengan masalah. Seyogyanya disediakan sumber-sumner yang dipublikasikan secara resmi mengenai kasus-kasur faktual. Atau dapat pula pengajarmengembangkan dengan cara merangkum informasi mengenai kasus-kasus dari berbagai sumber informasi yang sangat langka, atau yang memang sukardiperoleh oleh siswa. Didalam menerangkan model ini perlu diperhatikan hal-hal, sepeti tingkat usia siswa dan lingkungan belajar yang ada.
6.     Dampak instruksional dan pengiring
Model jurisprudensialini memiliki dampakintruksional sebagai berikut
a.      Dampak instruksional
Ø  Kerangka untuk menganalisis isu-isu sosial.
Ø  Kemmpuan untuk mengasumsikan peranan orang lain.
Ø  Kemampuan untuk berdialog
b.      Dampak pengiring
Ø  Empathy/ plurasisme
Ø  Fakta tentang maslah sosial
Ø  Kemampuan untuk berpartisipasidan kesediaan untuk melakukan tindakaan sosial.
Untuk kepentingan praktis model ini dapat diadaptasikan dalam bentuk kerangka operasional sebagai berikut.
                          Model jurisprudensial
Kegiatan pengajar
Langkah pokok
Kegiatan siswa
·         Perkenalkan bahan -bahan ;dan
·         Review data tersedia
Orientasi kasus
·         Tentukan dan pilih suatu kasus
·         Ciptakan suasna menantang
Identifikasi masalah
·         Kaitkan fakta dengan kasus;
·         Rumuskan suatu masalah;dan
·         Indentifikasi konflik nilai;
·         Ajukan pertayaan nilai
Penetapan posisi
·         Jejaki berbagai posisi nilai; dan
·         Antisipasi konsekuensi setiap posisi
·         Minta contoh dan alasan
Contoh dan argumentasi
·         Cari variasi contoh yang mendukung posisi yang dipilih; dan
·         Beri arguman atas pilihan nilai
·         Minta satu pilihan nilai
Pengujian posisi
·         Nyatakan satu posisi nilai; dan
·         Beri penalaran atas posisi tersebut
·         Ajukan variasi pelacakan
Pengetesan asumsi
·         Kaji kesahihan posisi nilai yang dipilih

0 komentar:

Post a Comment