MODEL SINEKTIKS
1. Tujuan dan asumsi
Gordon dalam Joyce dan Weil (1986:164-165) mendasarkan model sinektiksini
pada empat ide yang menentang pandangan lama tentang kreativitas seperti
berikut.
a.
Kreativitas sangat penting dalam kehidupan
sehari hari. Hampir semua orang setiap hari bergulat dengan masalah yang
menurut kreativitas dalam berbagai bidang kehidupan. Gordon menitikberatkan
kreativitas sebagai salah satu bagian dari pekerjaan dan waktu senggang sehari
hari. Oleh karena itu, model ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan
seseorang dalam memecahkan masalah, mengespresikan sesuatu secara kreatif
menunjukan empati dan memiliki wawasan sosial. Di samping itu, ditekankan pula
makna ide-ide yang diperkuat melalui aktivitas yang kretif dengan cara melihat
sesuatu yang lebih luas;
b.
Proses kreativitas bukanlah hal yang misterius.
Ia dapat dipaparkan karena itu sangat mungkin melatih seseorang secara langsung
sehingga dapat meningkatkan kreativitesnya. Gordon percaya bahw seseoarnag dapat memahami inti dari
proses kreatif dan ia dapat
menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari secara bebas sebagai anggota
mayarakat. Proses pengembangan kreativitas ini dapat dilakukan dalam suasana
pendidkan formal;
c.
Penemuan hal kreatif pada hakikatnya sama dalam
berbagai bidang dan ditandai oleh proses intelektual yang melatarbelakanginya.
Dinyakini oleh Gordon, bahwa proses berpikir mencipta dalam kiat atau seni erat
sekali hubunganya dengan proses berpikir dalam ilmu; dan
d.
Penemuan yang kreatif dari individu dam kelompok
pada dasarnya serupa. Individu dan kelompok membangkikan ide han hasil dalam
bentuk yang serupa.
Inti
dari model sinektiks ialah aktivitas metafora yang meliputi analogi personal,
analogi langsung dan konflik yang dipadatkan (Joyce dan Weil, 1986:166168).
Kegiatan metaforis bertujiuan menyajiakan perbedaan konseptual antara diri
siswa dangan objek yang dipelajari. Misalnya dengan cara meminta mengadaikan sistem tubuhnya sebagai
jaringan transportasi. Analogi personal
dilakukan para siswa pada saat mereka meletakkan diri pada objek yang
dapat dibandingkan. Misalnya dengan cara meggadaikan dirinya sebuah mobil.
Dalam analogi personal ini terdapat enam tahap, diantaranya :
1)
Mendeskripsikan fakta mengenai orang pertama;
2)
Mengidetifikasi orang pertama dengan perasaan;
3)
Mengidentifikasikan diri pada objek hipup; dan
4)
Mengidentifikasikan diri pada objek yang tidak
hidup;
Analogi langsung merupakan bandingan
sederhana antara dua objek atau konsep. Fungsi dari konsep ini ialah untuk
mengalihkan suatu keadaan nyata pada keadaan yang lain dalam rangka memperoleh
pandangan baru, ide, atau masalah baru. Adapun yang dimaksud dengan konflik
yang dipadatkan ialah cara mengkontraskan dua ide dengan memberi label singakat.
Biasnya dengan hanya dua kata, misalnya “sangat galak” atau “sangat ramah”. Atas dasar kerangaka konseptual
itulah sintakmatik dari model ini dikembangkan.
2. Sintakmatik
Mopdel
sintakmatik ini memiliki enam tahapan sebagai berikut.
Tahap pertama:deskripsi kondisi saat
ini.
Pengajar
meminta siswa untuk memaparkan atau mendesripsikan sitiasi yang ia amati saat
ini.
Tahap kedua : proses analogi lansung.
Siswa
mengemukakan berbagai analogi atau pengadaian kemudian memilih salah satu untuk
dieskplorasi lebih jauh.
Tahap ketiga : analogi personal
Siswa
menjadikan dirinya sebagai analogi dari
keadaan yang dianalogikan pada tahap sebelumnya.
Tahap keempat: konflik yang didapatlkan.
Siswa
mengambil makna dari yang dipaparkan atau yang didesripsikan pada tahap kedua
dan ketiga, kemudian membuat beberapa konflik yang didapatkan dan memilih salah
satu.
Tahap kelima: analogi langsung
siswa
mengemukakan dan memilih analogi lansung yang lain berdasarkan pada konflik
yang dipadatkan.
Tahap keenam : pengujian kembali tugas
awal
Pengajar
mengajarkan para siswa untuk kembali pada tugas awal atau masalah dan
menggunakan analogi yang terakhir atau keseluruhan proses sinektiks.
3.
Sistem sosial
Model
ini terstruktursedang, pengajar mengambil inisiatif menetapkan urutan dan
membimbing mekanisme interaksi belajar. Pengajar jagu membantu sisw untuk mengonseptualisasiakn
proses mental. Meski demikian, saat kegiatan metaporis para siswa tetap
memiliki kebebasan dalam diskusi yang terbuka dan tanpa akhir (open- ended).
4.
Prinsip reaksi
Pengajar
mancatat saberapa jauh siswa secara individual terkait oleh pola berpikir yang
reguler dan ia mencoba menciptakan suasana psikologis yang dapat membangkitkan
respon. Ada kalanya pengajar harus mengguankan metode yang tidak rasional untuk
mendorong siswa yang enggan melibatkan
diri dalam prose metaforis.
Dalam keseluruhan proses, pengajara
harus dapat menerima respon para siswa agar mereka merasa dahwa dalam kegiatan
metaforis itu tidak dicampuri oleh pihak diluar dirinya. Harus ada perhatian
agar jangan sampai terjadi analisis yang bersifat premature atau terlalu dini.
Dengan demikian, keseluruhan proses sinektiks itu akan dapat berjalan sesuai
dengan jalan pikiran dan ide yang melatarbelakanginya.
5.
Sistem pendukung
Saran
yang diperlukan untuk melaksanakan model ini adalah adanya pengajar yag
kompeten menjadi pemimpin dalam proses sinektiks. Kadang-kadang diperluka pula
sejumlah alat dan bahan serta tempat untuk membuat model analogi yang bersifat
fisik. Kelaas yang diperlukan , berupa ruangan yang besar yang memungkinkan
terciptanya lingkungan yang kreatif melalui aktivitas bervariasi.
6.
Dampak instruksional dan pengiring
Dampak
instruksional dan pengiring dari model ini dapat dilihat dibawah ini
a.
Dampak instruksional
Ø
Kapasitas kretif umum
Ø
Kapasitas kreatif dalam bidang studi
b.
Dampak pengiring
Ø
Pencapaian balajar dalam bidang studi
Ø
Keutuhan dan produktivitas kelompok
Untuk kepentingan praktis model
tersedut dapat diadaptasikan dalam bentuk tabel kerangka operasional sebagai
berkut.
Model sinektiks
Kegiatan pengajar
|
Langkah pokok
|
Kegitan siswa
|
·
Minta siswa mendeskripsikan suatu kodisi
|
Deskripsikan saat ini
|
|
·
Minta siswa membuat analogi langsung
|
Proses analogi lansung
|
·
Buat analogi/ pengadaian; dan
·
Kaji salah satu analogi
|
·
Minta siswa membuat analogi personal
|
Proses analogi
personal
|
·
Buat analogi personal
|
·
Ajukan pertayaan dilematik/ konflik
|
Analisis konflik
|
·
Beri jawaban atas pertanyaan dilematik/
konflik
|
·
Minta siswa membuat analogi langsung lanjut
|
Analogi langsung
lanjut
|
·
Buat analogi baru yang terkait pada analogi
lama
|
·
Adakan review
hasil analogi dan tugas belajar
|
Kajian tugas
|
·
Endapkan hasil analogi dan tugas belajar
|
0 komentar:
Post a Comment