![]() |
Sumber : teacherstechworkshop.com |
Cara Mengajar yang Baik - Sebagai seorang guru tentunya saya harus kreatif dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Berbagai hal harus saya coba untuk bisa membuat siswa saya mengerti apa yang saya sampaikan. Mengutip halaman hanyalewat.com saya menemukan cara/trik/tips mengajar supaya siswa bisa memahami apa yang kita ajarkan kepada mereka.
Mengajar itu Horisontal, Bukan Vertikal
Sifat mengajar yang
horisontal berarti kita sebagai tentor menempatkan diri sama tinggi dengan
siswa kita. Kita berbicara sebagai orang yang lebih dahulu tahu, bukan lebih
pintar. Kita mentransfer ilmu, bukan memberi ilmu. Saya seringnya mengatakan
seperti ini setelah perkenalan:
“Saya
berdiri di depan anda sekalian bukan karena saya lebih pintar dari anda, namun
hanya karena saya mengenal ilmu ini lebih dahulu daripada anda. Mungkin suatu
saat diantara anda sekalian ada yang lebih mengerti ilmu ini daripada saya.
Saya berkeyakinan kuat akan hal ini.”
Pernyataan
diatas sudah memberikan dorongan kepada siswa untuk lebih santai dan lebih
menikmati kebersamaannya dengan anda. Jika kelas sudah santai dan dinikmati,
maka pelajaran mudah diberikan. Dalam memberikan pelajaran, anggaplah kita
sedang bercerita tentang pengalaman sehingga ilmu apapun itu tidak terkesan
menyeramkan.
Mengajar itu Memberi Motivasi
Dalam mengajar, pastikan
selalu memberikan motivasi kepada murid-murid kita. Motivasi bisa dilakukan di
seluruh waktu, namun ada waktu-waktu yang terbaik.
1. Motivasi di pertemuan pertama
Untuk ini saya menjiplak guru SD saya dulu, namanya
pak Jamari, beliau adalah guru IPA kelas 2. Saat pertemuan pertama, beliau
membawa sebuah gambar Thomas Alva Edison dan memajangnya di depan kelas lalu
bercerita tentang Thomas Alva Edison. Ketika saya naik kelas, saya melihat guru
saya itu melakukan hal yang serupa pada adik kelas saya. Ya, setidaknya bagi
anak-anak kelas 2 SD, kisah Edison itu inspiratif.
2. Motivasi pada tengah pelajaran
Saya terbiasa
memberikan hadiah bagi mereka yang dapat mengerjakan sesuatu yang saya tugaskan
di tengah-tengah pelajaran. Ini saya tiru dari seorang guru biologi SMP saya.
Reward itu bisa berupa makanan atau minuman dan terkadang alat tulis. Reward
ini bisa menyesuaikan dengan kebutuhan. Mungkin untuk guru sekolah bisa dengan
menjanjikan kebebasan pekerjaan rumah bagi yang dapat menjawab pertanyaan. Yah,
hal-hal semacam itulah, tergantung bagaimana kreatifitas dan keadaan.
3. Motivasi diakhir pelajaran
Untuk ini saya
mencontoh dari tayangan di TV yang menampilkan kilasan sebelum jeda iklan. Saya
terbiasa memberikan preview pelajaran selanjutnya pada bagian yang
menarik sebelum kelas berakhir. Hal ini membuat siswa kita menjadi semangat
untuk mengikuti kelas kita selanjutnya. Penasaran adalah senjata guru untuk
membuat kelasnya menjadi diminati oleh murid-muridnya.
Dan
tak lupa, sebagai seorang guru kita haruslah menjadi seseorang yang dapat
menyakinkan murid kita bahwa mereka hebat. Kita harus bisa menanamkan kepada
mereka bahwa mereka pasti bisa melakukan apa saja asalkan berusaha dengan baik.
Hal ini dapat kita tempuh dengan menghindari kalimat-kalimat yang menurunkan
keyakinan terhadap diri mereka sendiri. Saya sendiri berpendapat bahwa tidak
ada orang bodoh, hanya saja memiliki pemahaman yang berbeda.
Mengajar itu Memberi Contoh
Seorang guru SMA saya
pernah mengatakan bahwa “ajarkan apa yang kamu bisa, bukan apa yang kamu tahu”.
Maksudnya adalah apa yang kita ajarkan sebaiknya adalah sesuatu yang kita
mengerti dan bisa kita lakukan. Lakukan dengan memberikan contoh. Ketika memberikan
pelatihan, saya lebih banyak memberikan contoh dan mempraktekkan langsung
supaya siswa mengerti dan tidak hanya mengimajinasikan dalam pikiran saja. Oleh
karena itu sebagai guru kita harus paham konsep dari suatu hal yang diajarkan.
Pemahaman konsep akan membuat kita mudah memberikan contoh apa saja dan
memecahkan problematika yang mungkin dihadapi oleh para siswa.
Hal-hal
diatas hanyalah sekelumit dari bagaimana mengajar yang baik. Selain dari
pengalaman mengajar, pengalaman saya duduk sebagai siswa dari kecil hingga
dewasa juga mempengaruhi kesimpulan tentang bagaimana seharusnya seorang guru
itu mengajar. Mungkin ada yang mau menambahkan?
0 komentar:
Post a Comment